Pada hari Rabu, 9 September 2009 ada yang tidak biasa di SCTV. Di lantai 9 SCTV Tower, Senayan City, tepatnya di Kantor Liputan 6 SCTV digelar diskusi antara Ustadz Abu Jibriel dengan pimpinan dan wartawan senior SCTV. Diskusi dimaksudkan untuk mengupas tuntas isu-isu terorisme, penangkapan putra beliau, M Jibriel Abdul Rahman, hingga mencari tahu arti jihad yang sebenarnya. Maka ayat-ayat jihad pun berkumandang di SCTV.
Syubhat-Syubhat Jihad
Diskusi yang mulai digelar sekitar pukul 13.30 WIB dibuka oleh moderator, Rommy Fibri, Redaktur Eksekutif Website Liputan 6. Dalam pembukaannya disampaikan maksud mengapa Ustadz Abu Jibriel diundang ke SCTV. Selain untuk klarifikasi langsung kepada Ustadz Abu Jibriel mengenai pengangkapan anak beliau, M Jibriel, yang sedang diuji oleh Allah SWT, juga untuk mendiskusikan isu terorisme dan jihad.
Sebelum diskusi dimulai, Ustadz Abu Jibriel membagikan buku beliau berjudul Syubhat-Syubhat Seputar Jihad & Akibat Meninggalkannya. Buku itu akan menjadi acuan dalam memahami jihad yang sebenarnya dalam Islam, ujar beliau.
Kemudian Ustadz Abu Jibriel mulai menceritakan kronologis jihad di Afghanistan hingga munculnya isu perang melawan terorisme yang diciptakan oleh Amerika. Menurut beliau pada awalnya Amerika ikut membantu mujahidin Afghanistan ketika memerangi kaum ateis Uni Soviet. Amerika tidak mampu secara langsung memerangi Uni Soviet sehingga dipakailah tenaga mujahidin yang berjihad untuk mengusir penjajah dari negeri Islam tersebut. Sayangnya habis manis sepah dibuang. Setelah mujahidin berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet, ganti mujahidin yang menjadi sasaran dan menjadi musuh Amerika. Melalui agen-agen mereka, terutama CIA, dimulailah sebuah usaha secara sistematis untuk menghabisi alumni Afghanistan baik yang berada di Afghanistan maupun yang kembali ke negeri asal mereka. Presiden Zia ul Haq, yang banyak membantu jihad Afghanistan dibunuh, juga Syekh Abdullah Azzam, hingga pengusiran Syekh Usamah bin Ladin.
Sementara itu, sekitar 10.000 mujahidin disiksa, diintimidasi, ditangkapi dan diteror. Khususnya mereka yang pulang kampung ke negeri asal mereka. Ustadz Abu Jibriel dalam mengungkapkan data-data tersebut mengutip sebuah artikel berjudul “Rencana Jahat di Balik Terorisme”, yang menurut beliau terorisme sangat bertentangan dengan kemuliaan dan ketinggian jihad dalam Islam.
Kemuliaan dan Ketinggian Jihad
Selanjutnya Ustadz Abu Jibriel menjelaskan jihad dalam Islam, yang sangat mulia dan tinggi kedudukannya. Beliau mengutip dari buku beliau sendiri, Syubhat-Syubhat Seputar Jihad, di halaman 140. Dalam buku tersebut disebutkan 8 Keutamaan Jihad Di Jalan Allah, yaitu :
- Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam
- Jihad di jalan Allah adalah sebuah jalan utama bagi tegaknya Daulah Islamiah
- Jihad di jalan Allah menjamin seseorang itu surga, diampuni segala dosa dan diberi kemenangan dunia dan akhirat
- Jihad di jalan Allah adalah amal yang paling utama dan tiada tandingannya
- Amalan jihad di jalan Allah dan berada di medan jihad diberikan ganjaran berlipat ganda
- Medan jihad adalah destinasi pelancongan umat Islam
- Kematian adalah suatu kepastian dan sebaik-baiknya kematian adalah mati syahid di medan jihad di jalan Allah
- Medan jihad adalah tempat menyaksikan mukjizat Allah
Meskipun tidak seluruh poin dijelaskan, Ustadz Abu Jibriel meringkaskannya secara simpel dan mudah difahami, disertai pembacaan dalil-dalilnya. Beliau juga menyampaikan ada 13 jenis jihad menurut Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Namun sayangnya, kemuliaan dan ketinggian jihad inilah yang saat ini dirusak dan disimpangkan maknanya oleh musuh-musuh Islam, lanjut beliau. Hal ini dilakukan karena mereka, musuh-musuh Islam tidak senang dengan jihad dan menolak jihad.
Pada 11 September 2001 terjadi penyerangan WTC. Sejak saat itu, usaha memerangi terorisme dimulai dengan komando dari Amerika dan barat. Sidney Jones melihat Ar Rahmah Media mengeluarkan Jihad Magz dan membahas masalah tersebut secara tuntas. Maka Sidney Jones pun membuat analisis untuk menuduh dan menyudutkan Ar Rahmah Media. Tercatat beberapa laporan dari ICG, lembaga yang dipimpin oleh Sidney Jones, yang menyudutkan Ar Rahmah Media.
Sementara itu, menurut Ustadz Abu Jibriel, Densus 88 itu sendiri dibentuk dan didanai oleh Australia (88 adalah jumlah warna negara Australia yang tewas pada Bom Bali I). Austrlia sendiri adalah sekutu Amerika, dan Amerika juga ikut mendanai densus 88 dengan menyumbangkan 50 juta US $ di tahap awal. Dengan begitu dimulaikan perang melawan terorisme yang dikomando oleh Amerika dan direalisasikan oleh Densus 88 yang sejatinya adalah perang melawan Islam dan kaum Muslimin. Bukti-buktinya sangat banyak, termasuk kebohongan-kebohongan densus, termasuk kepada Ustadz Abu Jibriel, utamanya dalam kasus penangkapan anak beliau, M Jibriel Abdul Rahman.
Diskusi Hangat Seputar Jihad
Setelah menyimak sekitar setengah jam penjelasan dari Ustadz Abu Jibriel, tibalah giliran awak SCTV memberondong pertanyaan. Semua antusias dan ingin berdialog lebih jauh dengan Ustadz Abu Jibriel. Seluruh masalah ditanyakan, mulai dari masalah penangkapan M Jibriel Abdul Rahmah, jihad, masalah Nurdin M Top, hingga dari mana Ar Rahmah Media mendapatkan dana.
Ustadz Abu Jibriel menjelaskan bahwa pemahaman jihad saat ini terbagi dua, antara yang meyakini jihad global dan lokal. Masing-masing pihak memiliki dalil dan meyakini pilihan mereka sendiri. Ustadz Abu Jibriel mengaku kenal dan tahu Nurdin M Top sewaktu masih di Malaysia, di Johor tepatnya, karena beliau mengajar di sana. Setelah itu, beliau tidak tahu lagi sepak terjang Nurdin M Top. Mengenai dana Ar Rahmah Media Ustadz Abu Jibriel balik bertanya berapa kira-kira dana yang dibutuhkan untuk mengelola Ar Rahmah Media, apakah sangat banyak ? Dengan begitu, orang tuanya saja, yakni beliau sendiri juga cukup kalau hanya mendanai Ar Rahmah Media.
Masih menurut beliau, Islam adalah Rahmatan lil Alamien. Jadi harus dilihat akar permasalahan dari seluruh kejadian-kejadian selama ini. Di saat Islam diperangi, maka harus dibalas dengan memerangi, hal ini untuk melindungi agama Islam itu sendiri. Dalam Islam, sebelum berjihad harus ada pengumuman, dan pemberian 3 opsi atau pilihan, yakni masuk Islam, membayar jizyah, atau diperangi.Itulah cara jihad yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Pertanyaan pun melebar sampai ke masalah Jemaah Islamiyah dan pembagian jenis jihad. Mengutip Imam Ibnu Qoyyim Al Jauzi dalam kitabnya Zadul Ma’ad, diklasifikasikan 13 jenis jihad yang berpusat dari 4 jenis jihad utama, yakni jihad melawan nafsu, syetan, orang kafir, dan orang dzalim. Jihad yang paling tinggi adalah jihad memerangi orang kafir yang memerangi Islam.
Ustadz Abu Jibriel juga menceritakan tantang M Jibriel dan seputar penangkapannya. Beliau menceritakan bahwa anaknya tersebut ingin ikut umrah bersamanya dan karena pasportnya hilang maka M Jibriel membuat pasport baru yang dia sendiri tidak tahu prosesnya. Mereka kemudian bertemu di Mekkah dan setelah itu masing-masing pulang kembali ke tanah air. Beliau tidak melihat keanehan apapun yang terjadi pada anaknya, apalagi sebagaimana tuduhan-tuduhan yang selama ini beredar.
Untuk itu Ustadz Abu Jibriel meyakini bahwa penangkapan anaknya dikarenakan M Jibriel aktif mengelola Ar Rahmah Media, termasuk situs Arrahmah.com yang selalu menampilkan berita-berita Islam dan jihad internasional. Banyak yang tidak suka akan hal ini, termasuk Sidney Jones, yang kemudian membuat laporan-laporan menyudutkan Ar Rahmah Media. Maka, dicari-carilah alasan untuk menghentikan kiprah Ar Rahmah Media, melalui penangkapan anaknya, M Jibreil. Disangkanya dengan menangkap M Jibriel, maka berita dunia Islam dan jihad juga bisa ditutup dan dibungkam. Maka Ustadz Abu Jibriel kembali menyimpulkan bahwa perang melawan terorisme pada hakikatnya adalah perang untuk menghentikan amalan jihad dan media jihad sebagaimana yang saat ini terjadi.
Diskusi maslh terus berjalan hangat diselingi beberapa kelakar segar seputar terorisme dan Nurdin M Top, bahkan membahas Nasir Abbas, yang menurut Ustadz Abu Jibriel bekas seorang pejuang yang kemudian berlaku tidak jujur kepada dirinya sendiri.
Di akhir diskusi Ustadz Abu Jibriel berkali-kali menasehati pimpinan dan wartawan-wartawan senior di SCTV agar menjadi wartawan Muslim yang Soleh, dalam memberitakan informasi khususnya tentang Islam dan kaum Muslimin. Kru SCTV pun mengamini dengan optimis dan berharap hal itu betul-betul menjadi kenyataan. Semoga! (M.Fachry/arrahmah.com)