JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepolisian mengklaim bahwa salah satu anggota jaringan bom Cirebon Beni Asri merupakan anggota Jamaat Ansharut Tauhid (JAT) yang dipimpin oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Menanggapi hal tersebut Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menegaskan bahwa ia tidak kenal dengan Beni.
“Tidak tahu, tidak kenal saya,” kata lelaki yang lebih sering dipanggil dengan nama Ustadz Abu ketika akan menuju Gedung Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokes) Mabes Polri di Jakarta Senin (3/10/2011).
Lebih lanjut Ustadz Abu meminta agar setiap pelaku tindak pidana ‘terorisme’ tidak selalu dikaitkan dengan JAT. Kalau pun pelakunya memang ternyata anggota JAT, Ustadz Abu menegaskan bahwa hal tersebut bukan bagian dari ajaran JAT selama ini.
“Karena JAT tidak pernah mengajarkan seperti itu. Gak ada seperti itu. Bahkan jihad menggunakan senjata, JAT punya garis sendiri, tapi belum mampu sekarang. Jadi jihadnya hanya dakwah,” jelasnya.
Menanggapi pemboman gereja di Solo, Ustadz Abu mengatakan bahwa hal tersebut tidak diperkenankan dalam agama Islam, karena mengganggu tempat ibadah non-Islam.
“Itu perbuatan yang terkutuk, itu dosa. Dalam agama perbuatan itu tidak boleh, kecuali ada bukti mereka mau menyerang Islam,” jelas Ustadz Abu.
Lebih lanjut Ustadz Abu menegaskan bahwa ia tidak mengenal Ahmad Yosefa atau Hayat.
“Itu omong kosong, yang dibai`at banyak orang, tapi JAT tidak pernah berbuat semacam itu. Tidak pernah mengajarkan seperti itu. Saya tidak kenal dan tidak tahu,” tambah Ustadz Abu.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Anton Bachrul Alam menyatakan, saat ini, pihaknya masih menelusuri ketelibatan Beni dalam beberapa aksi teror bom di Mapolres Cirebon dan di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Solo. (dbs/arrahmah.com)