JAKARTA (Arrahmah.com) – Deradikalisasi adalah kemungkaran yang dilaknat oleh Allah SWT. Demikian pernyataan terbaru Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) yang disampaikannya dari rutan Bareskrim, Mabes Polri, Selasa (3/1). Umat Islam dipaksa untuk bersikap lunak terhadap kemusyrikan dan kemungkaran sehingga pengamalan tauhid mereka bercampur dengan kemusyrikan dan iman mereka bercampur dengan kemungkaran dan ideologi kekafiran. Maka Allah melarang mengikutinya!
Umat Islam punya Al Wala dan Al Baro
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tetap bicara tegas dan lantang, meski dari balik rutan Bareskrim, Mabes Polri. Saat Arrahmah.com menjenguk beliau, Selasa (3/1), beliau berpesan agar media Islam harus berani menyatakan yang haq, agar umat Islam mengerti kebenaran dan dapat menjalankannya.
Selain panjang lebar menjelaskan tauhid, dan kesalahan ummat Islam yang terjerumus dalam kesesatan faham murjiah dan khawarij, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga menyinggung proyek deradikalisasi yang gencar dilakukan oleh Ansyad Mbai melalui BNPT. Menurut beliau, deradikalisasi adalah kemungkaran yang dilaknat oleh Allah SWT.
Beliau mengutip Al Qur’an Surat Al Qolam dalam ayat 8 dan 9. Allah SWT berfirman : “Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).”
Deradikalisasi itu dimaksudkan untuk melunakkan ummat Islam terhadap kemusyrikan dan kemungkaran sehingga pengamalan tauhid mereka bercampur dengan kemusyrikan dan iman mereka bercampur dengan kemungkaran dan ideologi kekafiran. Maka Allah melarang mengikutinya!
Ustadz Abu menjelaskan bahwa sudah sunatullah antara orang-orang kafir dan Muslim itu saling bermusuhan, saling konfrontasi alias jotos-jotosan. Jadi, jika ada orang yang mau menyatukan atau mendamaikan permusuhan ini (antara al haq dengan al batil) dengan alasan kesatuan dan persatuan bangsa, maka pada hakikatnya dia telah menentang Allah SWT. Bedanya, orang Muslim membenci atau memusuhi orang-orang kafir karena Allah SWT (imannya) sementara orang-orang kafir membenci atau memusihi Muslim karena hawa nafsunya.
Di dalam Islam juga diajarkan Al Wala (loyalitas) dan Al Baro (anti loyalitas), dimana Nabi SAW., sendiri mengajarkan untuk keras kepada orang-orang kafir dan lemah lebut kepada sesama Muslim. Ustadz Abu juga menyampaikan firman Allah SWT., yang terdapat dalam QS Al Mumtahanah, dimana Nabi Ibrahim a.s. telah berlepas diri kepada kaumnya yang musyrik.
Deradikalisasi perangi kemurnian tauhid dan iman
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga menegaskan bahwa sejak rezim Soekarno sampai rezim SBY penguasa/pemerintah NKRI adalah toghut yang berperan merusak hakekat kemurnian tauhid dan iman ummat Islam. Maka rusaklah tauhid dan iman mereka, sehingga Islam yang mereka amalkan bercampur aduk antara yang hak (syariat Islam) dengan yang batil (ideologi ciptaan manusia).
Secara lebih khusus, sebagaimana dalam buku yang dibagikan Ustadz Abu kepada Arrahmah.com dan juga para penjenguk lainnya berjudul Risalah Tauhid & Iman, Ustadz Abu menjelaskan bahwa rezim SBY dan Densus 88 aktif memerangi kemurnian tauhid dan iman dengan cara “deradikalisasi” agar ummat Islam bersikap lunak terhadap kemusyrikan dan kemungkaran sehingga pengamalan tauhid mereka bercampur dengan kemusyrikan dan iman mereka bercampur dengan kemungkaran dan ideologi kekafiran. Maka Allah melarang mengikutinya, sebagaimana QS Al Qolam, ayat 8 dan 9.
Maka, deradikalisasi adalah kemungkaran yang dilaknat oleh Allah SWT. Semoga laknat Allah menimpa rezim SBY dan Densus 88 kalau tidak mau taubat. Mereka itulah toghut yang menjerumuskan umat Islam dari cahaya tauhid dan iman kepada kegelapan syirik dan munkar.
(M Fachry/arrahmah.com)