JAKARTA (Arrahmah.com) – Selasa, 17 Agustus 2010 sore, sekitar pukul 17.00 Bareskrim Mabes Polri tampak ramai pengunjung. Tampak hadir sekitar kurang lebih seratus orang jamaah yang mengunjungi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB). Nampak juga Ustadz Abu Jibriel beserta keluarga dan rombongan datang mengunjungi Ustadz ABB.
“Ini ujian untuk menjadi lebih mulia, pesan Ustadz Abu Jibriel kepada Umi Icun (Umi Aisyah, istri Ustadz ABB) sesaat sebelum meninggalkan Mabes Polri.
Ustadz ABB yang didampingi oleh istri dan anak bungsunya, Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir telihat lebih tegar dan lebih ikhlas. Pengunjung yang masuk dipersilahkan menemui Ustadz ABB secara bergantian, Ustadz ABB sempat menceritakan kronologis penangkapannya.
Saat itu saya disuruh buka pintu saya diam saja, digedor-gedor saya diam saja imbuh Ustadz ABB dengan penuh semangat. Terus saya ditodong senjata, langsung saya bilang:
“Saya doakan dilaknat Allah kamu, sambil menunjuk anggota densus yang menodongkan senjata kepada beliau.”
Bertepatan dengan genapnya usia Beliau yang ke 72, keluarga dan para pengunjung membawakan berbagai macam kebutuhan Ustadz dan membawa berbagai makanan untuk dinikmati saat berbuka puasa dengan keluarga.
Ironis, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia ke-65, negeri ini masih belum bisa lepas dari bayang-bayang pihak asing. Penangkapan Ustadz Abu bakar Ba’asyir merupakan suatu cobaan bagi kaum muslimin yang merindukan tegaknya syariah Islam di negri ini.
Beliau sempat mengatakan penangkapannya ini adalah sebuah fitnah yang sengaja dirancang oleh Amerika dari dulu yang menginginkan Ustadz ABB mati, atau menjalankan hidupnya selamanya di penjara.
Semoga Allah senantiasa memberikan Beliau kesabaran dan senantiasa istiqomah di jalan Allah dan keluarga diberikan kekuatan dalam menghadapi ujian ini dan semoga seluruh kaum muslimin tidak pernah gentar dengan tekanan-tekanan para thagut yang tidak menginginkan Islam tegak di bumi ini.
(Malika Alexandrina/arrahmah.com)