SOLO (Arrahmah.com) – JAT (Jama’ah Anshorut Tauhid), organisasi yang baru-baru ini terkena isu terorisme, karena beberapa pengurusnya di wilayah DKI Jakarta ditangkapi Densus 88 – Anti Teror (D88 – AT), melakukan aksi di kota Solo. Baru ebberapa hari lalu aksi unjuk rasa dilaksanakan, kemarin aksi kembali digelar.
Kemarin(1/6), seratusan pemuda dari JAT melakukan aksi kembali. Memprotes atas kebiadaban Tentara Israel yang membunuh para relawan kemanusiaan yang berlayar menggunakan kapal Mavi Marmara menuju Palestina. Aksi dilakukan dengan longmarch (jalan kaki). Pukul 13.00 WIB aksi dilakukan dengan mengambil start dari depan Masjid Baitusalam Tipes. Puluhan pemuda tersebut berorasi dan mengeluarkan yel-yel anti Israel. Dengan diiringi satu mobil yang mengangkut sound system, para pemuda JAT tersebut bergantian berorasi, hingga berakhir di Bundaran Gladag.
Tampak hadir pula Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Walaupun dalam usia yang relatif tua, Ustadz Abu masih bersemangat berorasi untuk mengutuk tindakan kebiadaban Israel. Beliau menyerukan supaya negara-negara di seluruh dunia untuk memutuskan hubungan dengan Israel. Beliau juga menyerukan, “Bahwa melawan Israel, janganlah hanya dengan suara ataupun tulisan, tapi dengan berperang mengangkat senjata melawan kebiadaban Israel.” Seruan tersebut disambut takbir oleh peserta aksi.
“Janganlah menyebut Al Qoida, Taliban, dan para mujahidin sebaai teroris. Karena itu adalah seruan dari Amerika dan sekutunya, termasuk Israel. Tetapi teroris yang sebenarnya adalah Israel.” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut Amir Mudiriyah Solo JAT, Ustadz Muhammad Sholeh Ibrahim membacakan pernyataan resmi dari JAT Pusat, bernomor 07/VI/1431, tertanggal 1 Juni 2010. Isi dari pernyataan sikap tersebut adalah bahwa Israel dengan segala kebiadaban yang dilakukannya tidaklah pantas disebut atau diakui sebagai sebuah negara, bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu negara manapun untuk melindungi kebiadaban Israel pantaslah dilaknat, bahwa melawan kebiadaban Israel merupakan tindakan terhormat dan diakui oleh Hak Azasi Universal, dan Islamlah sebagai agama satu-satunya yang menyerukan umatnya untuk melakukan pembelaan terhadap sebuah kebiadaban.
Aksi berakhir pukul 14.30 wib, dan ditutup doa oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Peserta aksi secara tertib berbaris, kemudian berjalan kembali menuju tempat masing-masing. (muslimdaily)