JAKARTA (Arrahmah.com) – Ajaran Syiah yang telah berkembang pesat saat ini sejatinya berasal dari Yahudi. Tapi umat Islam dibuat bingung, karena kelompok syiah juga kerap berkoar melawan Yahudi, Apakah ini sebuah kontradiksi?
“Pasti!” Demikian tegas ulama kelahiran Bangil, Jawa Timur yang telah lama menekuni ajaran dan gerakan syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah.
Menurut Ustadz Farid Ahmad Okbah, Abdullah bin Saba ialah seorang Yahudi. Ia diyakini sebagai pendiri awal ajaran syiah. Keberadaannya diakui oleh sumber syiah maupun ahlussunnah. Meskipun, ada sebagian orang syiah di zaman sekarang yang mencoba untuk menafikan Abdullah bin Saba sebagai sosok yang dianggap fiktif.
“Murtadha Al-Asykari, salah seorang ulama syiah mencoba untk menafikan (Abdullah bin Saba) itu. Tapi, oleh pihak sejarawan dibantah. Karena memang terbukti termuat dalam kitab ‘Firaqu Syiah’ karya An-Nubakhti yang menguatkan bahwa Abdullah bin saba ada di dalam sejarah dan itu tidak bisa diingkari,” ujar pengisi tetap Kajian Aqidah di Radio Dakta melalui sambungan telepon kepada Kiblat.net, Jum’at, (25/07).
Hanya masalahnya, umat Islam saat ini perlu disadarkan. Bahwa ajaran syiah berasal dari seorang Yahudi yang mengaku-ngaku muslim dan membuat kerusakan di dalam tubuh umat Islam. Maka, propaganda bahwa sekte syiah itu anti Yahudi harus dipertanyakan.
“Dari penelitian yang kita dapat dari kaum Yahudi di luar negeri Israel itu justru terbesar adanya di Iran. Laporan yang kita dapat tentang jumlah kaum yahudi yang ada di negeri Israel itu dua pertiganya dari Iran. Makanya, sinagog di Teheran itu kira-kira ada belasan,’ ujarnya.
Menurut beliau, apa yang terbongkar dalam kerjasama Amerika-Iran-Yahudi dalam skandal Iran Gate dulu, itu satu bukti tersendiri bahwa mereka sebenarnya saling bekerja sama. Skandal Iran Gate atau yang dikenal dengan Iran Contra itu telah terjadi sejak masa pemerintahan Ronald Reagan pada tahun 1985-1987.
“Sekarang bicara kenyataannya saja, nggak perlu jauh-jauh. Biarlah kenyataan berbicara. Saat ini kaum muslimin di Jalur Gaza dibantai oleh bangsa kera Yahudi, lalu mana bukti pembelaan syiah yang mengaku-ngaku membela Al-Quds itu,” tukasnya.
“Ahmadinejad pernah mengatakan Israel akan hilang dari peta, mana buktinya omongan-omongan itu? Gak ada buktinya semua. Tidak ada buktinya sama sekali bahwa mereka itu berani melawan Yahudi Israel itu,” seru pengurus MIUMI pusat ini.
Justru yang terjadi, kelompok syiah malah menguatkan posisi AS-Israel. Beliau mencontohkan Pembantaian Shabra Shatilla yang terjadi di Selatan Lebanon. Di mana kaum muslimin Palestina yang berada di kamp pengungsi justru malah dibantai oleh kelompok Syiah Gerakan Amal, yang kemudian berganti nama menjadi Hizbullah.
“Itu justru mengikuti kepentingan Yahudi. Itu yang harus diingatkan kepada umat Islam bahwa gerakan Yaumul Quds yang mengatakan pembelaan terhadap Palestina ini hakikatnya adalah palsu dan itu hanya menyesatkan opini umat Islam terhadap syiah,” tutup beliau.
(kiblat.net/arrahmah.com)