JAKARTA (Arrahmah.com) – Kapal motor berpenumpang 94 warga etnis Rohingya dari Negara Myanmar mengalami kerusakan dan hampir tenggelam di wilayah perairan laut Aceh, berdekatan dengan Kabupaten Aceh Utara, Rabu (24/6/2020).
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII), Usman Hamid merespons kedatangan para pengungsi etnis Muslim Rohingya yang kembali melarikan diri dari kekejaman militer Myanmar.
Usman mendesak pihak berwenang di Indonesia guna memastikan penyelamatan, pendaratan dan perlindungan bagi para pengungsi.
“Kami mendesak pihak berwenang di Indonesia untuk memastikan penyelamatan, pendaratan dan perlindungan bagi para pengungsi. Mereka juga harus diberikan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, air bersih dan tempat tinggal sementara yang layak. Apalagi, banyak dari mereka adalah anak-anak,” kata Usman dalam keterangan pers, Rabu (24/6/2020) malam sebagaimana dilansir RRI.
Selain itu, Usman juga mengatakan akan segera mendesak Pemerintah Indonesia menginisiasi komunikasi intensif dengan pemimpin negara lain di kawasan, termasuk dengan Australia.
“Agar Bali Process diaktifkan demi mencari solusi tentang bagaimana menyelamatkan para pengungsi yang masih terapung di laut dan untuk mengakhiri penderitaan mereka,” tegas Usman.
Apalagi, lanjutnya, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Kami meminta negara negara di kawasan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi dan tidak mendorong mereka kembali ke laut lagi. Di bawah hukum internasional, negara negara di kawasan punya kewajiban untuk menyelamatkan pengungsi yang mencari perlindungan di wilayah negara mereka. Menolak para pengungsi ini sama saja dengan melegalkan pelanggaran hak asasi manusia,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.com)