Pegunungan Afghanistan. Seorang lelaki paruh baya nampak menuruni bebatuan terjal. Dengan menggunakan tongkat, pria bergamis coklat muda dengan rompi warna senada itu gesit dan cekatan memijakkan kaki di antara bebatuan. Wajah tirus dengan jenggot lebat dan balutan sorban putih di kepala itu terlihat semangat dan penuh perjuangan. Di bahunya selimut tebal, juga berwarna coklat bertengger menutupi senapan otomatis AK-47, dengan rompi penuh amunisi.
Siapa mengira kepala lelaki itu dihargai 50 juta dolar Amerika. Bahkan kongres Amerika telah menyetujui dikucurkan anggaran sebesar 40 miliar dolar Amerika untuk operasi militer, termasuk memburu lelaki tersebut, hidup atau mati. Tidak salah kalau kemudian lelaki tersebut dijuluki The American’s Most Wanted Man atau manusia yang paling dicari oleh Amerika.
Siapa pula mengira jika lelaki tersebut mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika beserta sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang konstruksi, serta seluruh kemewahan dunia. Namun, lelaki tersebut rela meninggalkan rumahnya yang nyaman dan lebih memilih bumi jihad Afghanistan, tinggal bersama para petani dan mujahidin Aghanistan. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Dialah Syekh Usamah bin Ladin -semoga Allah SWT selalu menjaga beliau- Singa Islam, pemimpin mujahidin abad ini.
Kejarlah Usamah Kau Akan Frustasi
Enam tahun setelah serangan 11 September 2001, pengaruh dan kharisma Usamah bin Ladin semakin menguat, bahkan semakin menggetarkan musuh-musuh Islam, terutama Amerika Serikat. Menteri keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff mengatakan: “Walaupun Al Qaeda sempat melemah pada 9/11, saat ini kekuatan mereka tumbuh kembali. AS masih menghadapi ancaman berkelanjutan.” Lontaran frustasi ini dikeluarkan AS setelah mengetahui Usamah bin Ladin masih hidup dan muncul dalam sebuah rekaman video terbaru.
Dinas intelijen AS dan para analis menilai Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin telah menggalang kekuatan dan semakin kuat. Bahkan dalam rekaman tersebut, Usamah memberikan pesan berisi seruan untuk melancarkan serangan baru. PJ Crowley, analis keamanan dari Pusat Kemajuan Amerika berpendapat bahwa Irak merupakan berkah bagi Al Qaeda karena AS menangkap umpan mereka.
Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Mike German, mantan agen antiterorisme FBI. Dia mengungkapkan, perang Irak memberi kemudahan bagi Al-Qaeda untuk membunuh warga AS melalui afiliasinya di Irak. Sementara itu Thomas Kean dan Lee Hamilton dari Washington Post berpendapat : “Tidak ada konflik yang butuh paling banyak waktu, perhatian, korban jiwa, dana, dan dukungan selain perang di Irak. Ini menjadi alat rekrutmen dan pelatihan yang kuat bagi Al Qaeda.”
Menurut penilaian analis dan beberapa sumber, jaringan Al-Qaeda yang dipimpin Usamah dalam enam tahun sejak serangan 11 September telah membangun markas besar baru di wilayah terpencil di Pakistan. Kawasan pegunungan yang dihuni oleh kelompok suku Pashtun merupakan tujuan pertama ketika pejuang Al-Qaeda menyelamatkan diri dari serbuan AS yang menggulingkan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu.
Rohan Gunaratna, penulis Inside Al-Qaeda dan pakar terorisme menyatakan bahwa: “Wilayah suku sudah menjadi markas global pergerakan Al Qaeda. Di sana menjadi tempat latihan, perencanaan, dan persiapan serangan terhadap sasaran yang berbau Barat.” Beberapa sumber mengatakan, meskipun keberadaan Usamah hingga sekarang belum diketahui, mereka menyaksikan anak dan calon penerus Usamah, Hamza, baru-baru ini datang ke wilayah suku Pashtun tersebut.
“Tidak ada seorang pun yang tahu di mana Usamah bin Laden. Dua setengah tahun lalu, dia berada di Provinsi Kunar, Afghanistan. Namun sekarang kami tidak tahu di mana dia,” kata seorang milisi. Menangkap Usamah merupakan prioritas AS, bahkan mereka menghargai kepala Usamah sebesar US $ 50 juta. Namun, sampai saat ini mereka tidak mampu mengungkap keberadaannya. Di manakah Usamah berada dan bagaimana beliau bisa lolos dari serangan mematikan pasukan AS dan koalisinya di pegunungan Tora Bora? Berikut kisahnya…
Syekh Usamah bercerita tentang kejadian di Tora Bora: “…Peperangan itu adalah peperangan yang besar yang dimenangkan oleh ahlul iman melawan seluruh kekuatan materialis milik para penjahat dengan dalam bentuk keteguhannya dalam memegang prinsip atas ijin dan karunia Allah. Dan akan kuceritakan penggalan cerita tersebut untuk menunjukkan sifat pengecut mereka dari satu segi dan peranan khondaq dalam melemahkan mereka dari sisi lain.”
Ketika itu jumlah kami mencapai 300 orang mujahid, dan kami telah menggali seratus khondaq (parit) yang tersebar pada wilayah yang tidak lebih dari satu mil persegi, dengan rata-rata satu khondaq 3 mujahid supaya kita dapat menghindari korban personal yang besar yang diakibatkan bombardir. Semenjak serangan pertama Amerika pada tanggal 20 Rajab tahun 1422 H yang bertepatan dengan 7 Oktober tahun 2001 M markas-markas kami menghadapi bombardir yang sangat deras sekali.
Kemudian bombardir itu terus berlangsung dengan terputus-putus sampai pertengahan Ramadhan dan berikutnya pada pagi hari tanggal 17 Ramadhan terjadi bombardir yang dahsyat sekali, khususnya setelah para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan beberapa pemimpin Al-Qoidah di Tora Bora yang di antaranya adalah hamba yang faqir (Usamah), dan saudara dan mujahid Aiman adz-Dzawahiri. Bombardir sangat dahsyat, tidak satu menit pun berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas di atas kami baik siang atau malam.
Kantor komando dikosongkan dan semuanya dikerahkan bersama kekuatan-kekuatan yang bersekutu dengannya, untuk menyapu dan menghancurkan tempat yang kecil ini dan memusnahkannya dari muka bumi. Pesawat-pesawat memuntahkan timah panasnya kepada kami khususnya setelah mereka menyelesaikam kepentingan pokoknya di Afghanistan. Dan tentara Amerika menghujani kami dengan bom yang cerdas (smart bom), bom-bom yang memiliki ribuan artol, bom-bom cluster dan juga bom-bom pembakar goa. Dan pesawat pengebom seperti “B 52” meraung-raung di atas kami yang mana satu pesawat lebih dari 2 jam, satu kali tembakan antara 20 sampai 30 bom. Dan pesawat “C130″ menghujani kami dengan bomnya. Dan juga bom-bom modern lainnya.
Namun meski bombardir yang begitu besar dan propaganda pers yang menakutkan, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sebuah tempat yang kecil lagi terkepung dari berbagai penjuru ini ditambah lagi dengan tentara munafiqin yang mereka bayar untuk berperang selama setengah bulan terus-menerus yang kami kalahkan semua serangan mereka setiap hari atas karunia Allah, dan setiap kali kami pulangkan mereka dengan kekalahan dan membawa mayat-mayat dan orang-orang yang terluka, meskipun sudah begitu pasukan Amerika tidak berani memasuki tempat kami. Maka negara manakah yang lebih jelas pengecut, penakut dan kebohongannya dalam tulisan-tulisan mereka yang mengada-ada terhadap kekuatannya yang semu.
Akhirnya, pertempuran pun berakhir dengan kegagalan besar bagi persekutuan jahat dunia dengan segala kekuatannya melawan sekelompok kecil mujahidin, melawan 300 mujahid yang berada dalam khondaq mereka dalam wilayah 1 mil persegi pada suhu sepuluh derajat di bawah nol. Dan hasil pertempuran itu dari korban personal kira-kira enam persen –kami berharap semoga Allah menerima mereka sebagai syuhada’– dan kerugian pada khondaq dua persen, dan segala puji bagi Allah .”
Jika seluruh pasukan setan internasional yang telah bergabung ini gagal mengalahkan sekelompok mujahidin dengan persenjataan yang terbatas, maka bagaimana mungkin mereka akan mengalahkan dan menguasai dunia Muslim ?
Usamah di Mata Kawan dan Lawan
Tidak bisa dipungkiri, nama Usamah bin Ladin adalah sebuah nama yang memiliki begitu banyak image. Amerika dan antek-anteknya menganggap beliau adalah bosnya teroris, otak, inspirator dari berbagai peledakan yang menimpa mereka, sementara sebagian kalangan dalam tubuh umat Islam ada yang menganggapnya sebagai seorang khawarij karena tindakan ketidakpatuhannya pada pemerintahan Saudi. Ada juga yang menganggap dia sebenarnya adalah agen inteligen AS dengan indikasi tidak pernah tertangkapnya satu orang ini padahal AS adalah pemilik teknologi tercanggih.
Ekstrimnya lagi, bahkan ada yang menganggap Usamah hanyalah tokoh rekayasa AS yang dijadikan sebagai dalih bagi AS untuk mengobok-obok umat Islam. Sedangkan kalangan lain menganggap Usamah adalah pemimpin jihad, icon perjuangan melawan kekuatan kafir dunia.
Penguasaan media oleh orang-orang kafir membuat informasi yang kita dapatkan cenderung memojokkan Syekh Mujahid Usamah bin Ladin. Sedikitnya informasi yang benar-benar bisa dipercaya terkadang membuat kita menjadi ragu-ragu dan penuh tanda tanya. Parahnya bahkan ada yang ikut terjebak dalam image yang dibagun AS, padahal jelas-jelas AS adalah musuh nomer wahid bagi kaum muslimin yang tentu tidak senang dengan hadirnya sosok Usamah. Atau sering juga sebagian kaum muslimin terjebak dalam buruk sangka terhadap sesama muslim tanpa mengetahui detail sebenarnya sehingga tidak segan-segan memberikan cap yang kurang baik.
Padahal, tidak sedikit kaum muslimin yang belum menyelami dan memahami pemikiran Usamah, apa saja yang menjadi latar belakang perlawanannya pada Amerika dan antek-anteknya, pandangannya terhadap berbagai persoalan yang menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, serta solusi yang ia percayai untuk membebaskan kaum muslimin dari ketertindasannya. Siapakah sebenarnya Syekh Usamah bin Ladin ?
Beliau adalah Usamah bin Muhammad bin Awad bin Laden. Jika oleh Amerika dia dijuluki “The American’s Most Wanted Man” oleh kaum muslimin dia diberi gelar “Singa Islam”. Bahkan, sekelompok ulama di Pakistan memberi gelar kepada Syekh Usamah dengan “Saifullah” (Pedang Allah). Apabila Barat memberi gelar kepada orang yang telah melukai perasaan umat Islam dengan ‘sir’ (Salman Rushdy), maka sudah seharusnya umat Islam juga memberikan gelar kepada orang yang melawan Rusia, Amerika, dan Inggris dengan gelar tertinggi dalam Islam yaitu ‘saifullah’, begitu ungkap para ulama di Pakistan.
Syekh Usamah lahir pada tahun 1955 sebagai anak ketujuh dari 50 bersaudara keluarga pengusaha konstruksi tersukses di Arab. Usamah lahir di kota Riyadh, atau juga ada yang menyebutnya di Jedah, Arab Saudi. Usamah meraih gelar kesarjanaan di bidang ekonomi dan manajemen dari universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Tapi ada juga yang menyebut Usamah adalah insinyur teknik sipil dari Universitas King Abdul Aziz.
Usamah bin Ladin berasal dari keluarga pengusaha kaya yang bergerak di bidang konstruksi di Arab saudi. Pendiri perusahaan konstruksi tersebut adalah ayah Usamah bin Ladin, bernama Muhammad bin Awwad bin Ladin yang berdarah Yaman. Ayah Usamah memulai usaha dengan bendera “Bin Ladin Corporation”, yang kemudian tumbuh meraksasa dan terbesar di seluruh Timur Tengah. Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi jalan, bangunan, masjid, airport, dan berbagai konstruksi lain di banyak negara di Teluk Arab.
Di masa remaja, Usamah dikenal sebagai orang yang saleh dan taat beribadah. Ia memiliki sifat pemalu, tetapi pemberani, dan rajin membaca. Ia memang mengagumi seorang ulama Saudi terkenal yang kemudian menjadi musuh pemerintah Saudi, yaitu Syekh Safar al-Hawalli. Umur 13 tahun, ia ditinggal ayahnya, yang meninggal karena kecelakaan helikopter tahun 1968. Kekayaan yang diwariskan ayahnya ditaksir sekitar 9 miliar dollar Amerika dan Usamah mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika.
Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya. “Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku –orang bodoh yang ditaati– bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir’aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzaliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haramain (Makkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka.”
Syekh Usamah juga mengatakan: “Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kasymir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kakitangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallam yang dicintai.”
Memang, Syekh kita ini sangat mencintai Islam dan umatnya. Semangat keagamaan Usamah menjadi kuat ketika perusahaan ayahnya, Bin Ladin Corporation, mendapat proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Kecintaan Usamah pada kedua tempat suci umat Islam itu akan tampak pada sikapnya yang berani menentang pemerintah Arab Saudi, karena membiarkan kedua tempat suci itu “dikuasai” oleh kaum kafir Amerika.
Beliau juga mencintai jihad, puncak ibadah dalam Islam dan yakin bahwa hanya dengan jihad fi sabilillah saja, kemuliaan dan kejayaan Islam bisa tegak kembali. Berikut kutipan dari beliau: “Seharusnya kita memiliki keyakinan yang teguh, bahwa keselamatan kita dan kebahagiaan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat adalah dengan menegakkan Islam dan jihad. Dengan keduanya itulah kejayaan kita dan kebahagiaan kita dapat tercapai sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab Sunannya dari Ibnu Umar ra, bahwa ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Bila kamu telah disibukan oleh berjual beli dengan ‘inah (tipu daya) dan kamu berpegang erat pada ekor sapi dan engkau puas dengan cocok tanam dan kemudian engkau tinggalkan jihad, niscaya Allah SWT timpakan pada diri kamu kehinaan yang tidak bisa lepas daripadanya sehingga kamu kembali kepada agama kamu.” (Abu Dawud)
Khalifah Umar pernah berkata kepada Abu Ubaidah ra.; “Kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, dan kalau saja kita mencari kemuliaan dengan yang lain niscaya Allah akan menghinakan kita.” (HR al-Hakim)
Maka selayaknya bagi para reformer untuk mengetahui bahwa jalan menuju reformasi ummat dan menyatukannya di bawah kalimat tauhid, bukan dengan mempresentesikan teori dan mengarang buku saja. Tetapi harus juga diikuti dengan proyek praktis yang melibatkan seluruh ummat –semuanya sesuai dengan kepentingannya– dimulai dari do’a kepada Allah dan berakhir dengan perang fi sabilillah.
Maka berperang fi Sabilillah adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari agama kita, bahkan ia adalah puncak tertingginya agama, lalu bagaimana dien itu akan tetap eksis tanpa puncaknya??? Ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak untuk kehidupan, kemuliaan dan eksistensi umat kita. Musuh kita telah mengatakan sesuatu yang jujur, meskipun mereka itu pada dasarnya pendusta, ketika ia mengajarkan kepada anak-anaknya, “Kamu berperang, maka kamu akan eksis”. Ini adalah hakekat yang telah diajarkan kepada anak-anak mereka, tetapi mereka kirimkan ajaran kepada kita yang berkebalikan. Bahwa perang mutlak dibutuhkan untuk eksistensi suatu negara yang besar. Lihatlah sejarah, jika kalian menghendaki –di antaranya sejarah Amerika– ia telah mengobarkan puluhan peperangan dalam enam puluhan tahun saja, karena hal itu merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka pada saat Amerika Serikat membuat keputusan yang benar untuk menghentikan perang di dunia; maka hal itu diketahui sebelum yang lainnya bahwa hari itu adalah awal mula lepasnya wilayah mereka dan keruntuhan negeri mereka –hal itu terjadi dengan izin Allah– maka waspadailah segala seruan untuk meletakkan senjata dengan mengatasnamakan seruan untuk perdamaian, karena ia pada hekakatnya seruan untuk merendahkan dan menundukkan kita, dan tidak akan menyambut seruan tersebut kecuali orang jahil atau munafiq.
Kecintaan Usamah kepada jihad dan seruan-seruan jihad yang disampaikan olehnya telah dilakukannya sendiri sejak usia muda. Ketika itu, Usamah baru lulus sebagai insinyur Teknik Sipil dari Universitas King Abdul Aziz di Jeddah pada tahun 1979, bersamaan dengan invasi Uni Soviet di Afghanistan pada 25 Desember 1979. Segera ia terdorong untuk berjihad ke Afghanistan karena melihat penderitaan saudara-saudaranya yang terkepung pasukan Soviet. “Agama kami mengajarkan bahwa tersedia tempat yang lebih baik di akhirat bagi mereka yang bersedia untuk berjihad. Satu hari di Aghanistan sama nilainya dengan 1.000 hari shalat di masjid,” kata Usamah.
Pada awalnya Usamah belum terjun langsung ke medan perang. Dia merekrut ribuan pemuda Arab, membiayai mereka ke Aghanistan, dan menyediakan kamp latihan militer bagi pemuda-pemuda itu. Kamp yang diberi nama “Kamp Al Anshar” (Baitul Anshar) terletak di kota Peshawar, kota Pakistan dekat perbatasan Afghanistan. Di situ, Usamah bekerja sama dengan gurunya, Abdullah Azzam, yang mendirikan Biro Pelayanan Jihad di kota yang sama.
Usamah melatih ribuan sukarelawan Arab di Kamp Al Ansar, yang berasal dari Mesir, Arab Saudi, Al Jazair, Lebanon, Kuwait, Tunisia, Sudan, dan Palestina. Sukarelawan tersebut kemudian dikenal dengan nama “Afghan Al Arab”. Biaya latihan di kamp Al Ansar itu disuplai oleh sebagian besar pengusaha kaya Arab Saudi dan negara Arab Teluk lainnya. Andil terbesar Usamah bin Ladin dan pengikutnya tercatat dalam pertempuran membebaskan kota Jalalabad dari tangan pasukan Uni Soviet.
Pada tahun 1986, Usamah dan puluhan mujahid lainnya berhasil mengusir dan mengalahkan kekuatan Uni Soviet yang menyerang mereka di sebuah kota bernama Jajee, tidak jauh dari perbatasan Pakistan. Bagi para mujahidin Arab, itulah kemenangan pertama mereka atas kekuatan Soviet. Setahun kemudian, Usamah memimpin sebuah serangan terhadap komunis di Shaban. Disini, pasukan Usamah juga berhasil memukul mundur pasukan Soviet. Usamah memang “telah menjual dirinya kepada Allah” dengan terjun langsung ke medan jihad.
“Bagi kami, Usamah adalah pahlawan karena dia selalu berada di garis depan, selalu berdiri dan maju lebih dulu dibanding lainnya,” kata Hamza Muhammad, seorang Palestina yang diserahi mengelola proyek-proyek Bin Ladin Corp, di Sudan. Usamah, lanjut Hamza, tidak hanya memberikan uangnya, tetapi juga memberikan hidupnya sendiri. Ia tinggalkan rumahnya yang nyaman di Saudi dan tinggal bersama para petani Aghanistan dan mujahid Arab. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Begitulah cara Bin Ladin.
Syekh Abu Hafsh rahimahullah, komandan militer Al Qaida dan wakil Syekh Usamah dalam sebuah biografi tentang beliau menceritakan betapa bahagianya Usamah bin Ladin mendengar peledakan kapal Destroyer USS Cole di Teluk Adn. Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK-47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia, “Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar, yang dibunuh oleh pihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa Yaman, Presiden Ali Abdulloh Sholeh.
Kapal ini, USS Cole, tadinya akan berangkat untuk memberikan bantuan kepada zionis yahudi dalam memerangi para mujahidin Palestina. Serangan ini menampakkan pengkhianatan negara-negara Arab yang ternyata justru memberikan simpatinya kepada Amerika.
Syekh Umar Bakri Muhammad, ulama ahlus sunnah wal jama’ah dan pendukung mujahidin, khususnya Syekh Usamah bin Ladin, dalam sebuah ceramahnya tentang biografi Syekh Usamah mengatakan: “Ada sebuah berita bagus, dari orang-orang yang baik, yang Insya Allah mereka adalah kelompok yang menang, Al Firqah Al Manshuroh. Mereka adalah orang-orang yang jika berbicara berbicara yang benar. Dan jika mereka berbuat kesalahan, mereka segera mengoreksinya, mereka tahu bahwa mereka tidaklah ma’shum, maka akan saya sampaikan kepada kalian dengan bangga, dengan terus terang, yakni Syekh kami, biar kami ketahui juga siapa syekh kalian, Dia adalah Imam kami, biar kami ketahui juga siapa imam kalian, Dia adalah pahlawan kami dan pemimpin besar kami, biar kami ketahui juga siapa pahlawan kalian dan siapa pemimpin besar kalian, Dia adalah Abu Abdillah, yakni Syekh Usamah bin Ladin.” Subhanallah!
Babak Akhir Pertempuran Yang Menentukan
Kini, tidak satu pun kemunculan Syekh Usamah di media, kecuali membuat Amerika dan sekutu-sekutunya kebingungan dan segera menganalisa pelbagai kemungkinan. Sosok Usamah telah membuat ‘gentar’ musuh-musuh Allah SWT sebagaimana janji Allah bagi para wali-wali-Nya..
Dalam sebuah rekaman video terbaru Syekh Usamah berjudul The Solution, Message From Bin Ladin To American, bahkan jenggot Sang Syekh telah membuat bingung pejabat tertinggi dinas intelijen AS. Jenggot yang biasanya berwarna abu-abu milik pimpinan gerilyawan utama di dunia tersebut kelihatan dipotong dan diberi warna hitam dalam rekaman video itu, yang disiarkan beberapa hari menjelang peringatan 11 September lalu, penampilan pertamanya sejak Oktober 2004.
Pertanyaan mengenai jenggot tokoh kelahiran Arab Saudi yang sukar difahami tersebut muncul dalam dengar pendapat di Kongres Senin (10/9/2007), yang menampilkan para ahli senior keamanan AS, termasuk Direktur Dinas Intelijen Nasional Michael McConnell. “Pertama, apakah ini jenggotnya?” demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Senator partai Republik Norm Coleman kepada kepala dinas intelijen AS. “Apakah dapat kita memperkirakan bahwa apakah ini suatu pertanda?” McConnell dengan cepat menampik setiap kemungkinan bahwa bulu di dagunya dimaksudkan untuk mengirim tanda kepada anggota Al-Qaeda.
“Sejauh ini, kami kira itu bukan tanda. Ia melakukan ini secara berkala, sebagaimana telah dilakukan oleh (Aiman) Adz-Dzawahiri (orang nomor dua dalam jaringan itu), dan tak perlu ada korelasi antara salah satu rekaman ini atau pernyataan terbuka dan satu peristiwa khusus,” kata McConnell, seperti dikutip AFP.
Namun ia bertanya-tanya apakah jenggot Usamah bin Ladin itu asli. “Pertanyaan besar di dalam masyarakat pagi ini ialah apakah jenggot tersebut asli, karena sebagaimana anda ketahui, hanya beberapa tahun lalu, terakhir kali ia muncul, keadaannya sangat berbeda”, katanya. “Jadi kami tidak mengetahui apakah jenggot itu diwarnai dan dipotong atau asli, tapi itu adalah salah satu yang kami perhatikan. Namun bukan pesan khusus,” katanya.
Lalu bagaimana dengan serangan 11 September? Apakah serangan itu memang diketahui oleh Syekh Usamah? Apa alasan yang melatarbelakangi serangan tersebut? Banyak kaum muslimin ingin tahu detail masalah ini. Berikut kutipan Syekh Usamah dalam Taujihat Manhajiyah: “Dan pada hari Selasa yang penuh berkah pada tanggal 20 Jumadats Tsani tahun 1422 H bertepatan dengan 11 september 2001 M, persekutuan zionis-amerika memanen anak-anak dan keluarga kami di Al-Aqsha yang penuh berkah dengan pesawat-pesawat dan tank-tank Amerika serta tangan-tangan Yahudi, juga anak-anak kami di Irak menemui ajalnya akibat embargo Amerika dan antek-anteknya yang dzalim sedangkan di sisi lain dunia islam sangat jauh dari penegakkan din secara benar, dan ketika dalam keadaan keputusasaan dan pesimistis pada kaum muslimin –kecuali orang yang dirahmati Allah– dan kedzaliman, penipuan dan permusuhan yang dilakukan persekutuan zionis-amerika. Ketika Amerika negeri paman sam dalam puncak kedzalimannya, tidak memperhatikan siapapun, memalingkan mukanya dari manusia, berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan dan ia menyangka tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya. Ketika itulah mereka diserang dengan tiga atsafi (salah satu tempat peredaran bulan) dan apakah tiga atsafi itu? Ketika bangkit orang-orang yang rambutnya kusut, kakinya berdebu, yang terusir dari semua tempat “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS Al-Kahfi: 130) Mereka terikat di atas aqidah mereka dan tertulis keimanan pada hati mereka, maka mereka pun tidak takut celaan orang yang mencela dalam mentaati Allah, mereka mengharapkan apa yang berada di sisi Allah, jiwa mereka menolak untuk tidur di atas kedzaliman, mereka jual dunia mereka dan mereka tidak mau menjual harga diri mereka, lalu mereka pun menyerang dengan menggunakan pesawat musuh dalam sebuah operasi yang berani yang belum pernah dikenal oleh manusia hal yang semacam itu, mereka hancurkan berhala Amerika, mereka serang markas pertahanan tepat di jantungnya, mereka serang perekonomian Amerika di ulu hatinya, mereka tenggelamkan kesombongan amerika dalam tanah maka runtuhlah dua gedung New York dan dengan itu runtuh pulalah yang lebih besar lagi dari itu semua.
Maka runtuhlah seluruh cerita bohong Amerika yang besar Runtuhlah kebohongan demokrasi Dan nampaklah bagi manusia bahwa ketinggian amerika sangat rendah Runtuhlah kebohongan negara kebebasan (liberal) Runtuhlah kebohongan keamanan bangsa Amerika Dan runtuhlah kebohongan CIA, maka segala puji bagi Allah.
Ringkasnya; bahwasanya Amerika adalah kekuatan yang sangat besar, yang memiliki kekuatan pasukan yang besar dan perekonomian yang terbentang. Akan tetapi semua itu dibangun di atas pondasi yang lemah. Oleh karena itu memungkinkan untuk menyerang pondasi yang lemah itu dan mengkonsentrasikan serangan kepada titik-titik terlemah padanya dan kalaupun hanya diserang sepersepuluhnya saja titik-titik lemah itu maka dengan ijin Allah akan sempoyongan dan melepaskan diri dari kekuasaannya terhadap dunia dan kedzalimannya.
Dan beberapa pemuda yang berjumlah sedikit telah mampu menjelaskan kepada manusia akan adanya kemampuan untuk melawan dan memerangi apa yang dinamakan kekuatan yang sangat besar (adi daya) merkipun seluruh negara bersepakat melawan mereka. Dan mereka mampu membela agama mereka dan memberikan manfaat kepada umatnya lebih banyak dari pada apa yang dilakukan pemerintahan dan bangsa yang berjumlah lebih dari 50 negara di dunia Islam, karena mereka menjadikan jihad sebagai jalan mereka untuk memperjuangkan agama, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Hilalah :
“Dan kemenangan itu ada penyebab-penyebabnya sebagaimana halnya juga kekalahan Dan setiap kelompok yang mewariskan kekekalan itu beruntung Langkah-langkah kemulaan itu bermacam-macam dan yang paling cepat adalah Penumpahan darah … ”
Kini, babak akhir dari pertempuran yang menentukan telah di ambang pintu. Semuanya telah ditakdirkan, dan rakyat AS pun sudah diberi peringatan. Hal ini sebagaimana rekaman video Syekh Usamah, The Solution, “Saya katakan kepadamu (rakyat AS), menyusul kegagalan para wakil anda dari Partai Demokrat untuk melaksanakan keinginan anda mengakhiri perang, anda tetap bisa menjunjung poster-poster anti-perang lalu menyebarkannya di jalanan maupun kota-kota besar lalu anda pulang ke rumah, tapi itu tidak ada gunanya dan akan membuat perang semakin lama…”
“Perang ini benar-benar tidak ada gunanya, sebagaimana isi laporan pihak anda. Salah satu orang paling kompeten dari pihak anda sendiri, yang berbicara mengenai topik ini serta pembentukan opini publik adalah Noam Chomsky, yang berkata jujur mengenai perang ini, namun pemimpin anda yang asal Texas itu tidak menyukai mereka yang menasehati…”
“Di sisi lain, ada dua solusi untuk menyelesaikannya. Pertama, dari pihak kami, dan itu berarti terus meningkatkan pembunuhan dan peperangan terhadap anda. Ini adalah kewajiban kami…”
“Yang kedua adalah dari pihak anda. Saat ini sudah jelas bagi anda maupun seluruh dunia bahwa sistem demokratik adalah impoten dan sistem itu mempermainkan kepentingan dan darah rakyat dengan mengorbankan tentara maupun rakyat demi tercapainya kepentingan perusahaan-perusahaan besar.”
Dalam video tersebut yang berjudul bahasa Arab Al-Hill, Syekh Usamah juga menganjurkan agar orang Amerika membuang sistem pemerintahan demokratis mereka dan memeluk Islam. Sementara itu, para pejabat Kafir Amerika masih terus menganalisis pidato dan nasehat beliau yg berdurasi 30 menit itu, yang menyebut kejadian-kejadian belum lama ini. Laporan pers mengindikasikan rekaman itu tidak mengandung ancaman terselubung pada Amerika Serikat. Namun, siapa yang tahu?
Akhirnya, kalau kita kembalikan kepada sejarah peradaban umat Islam sebagaimana yang telah diriwayat oleh Imam Ahmad, maka saat ini kita bersiap memasuki babak akhir, yaitu era kekhalifahan yang mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Jika diibaratkan sebuah drama, saat ini kita memasuki babak akhir, atau sering dijuluki dengan Akhir Zaman. Memasuki babak akhir ini tentunya akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang mengiringinya, dan itu adalah (bisa saja) dengan tumbangnya adi kuasa dunia, Amerika, yakni kekuasaan George Bush, oleh Sang Mujahid, Syekh Usamah bin Ladin, yang sering juga diibaratkan sebagai ‘Musa’ yang akan mengalahkan Fir’aun Abad ini. Wallahua’lam bis showab!
27 Oktober 2007
By: M. Fachry
International Jihad Analysis
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media