KABUL (Arrahmah.id) — Pasca Taliban mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional kepada para wanita di dunia, sejumlah kecaman dan curahan kritik keras bermunculan menuduh adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan-perempuan di Afghanistan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abdul Qahar Balkhi men-tweet pesan pada Selasa (8/3/2022), dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Inggris, mendoakan yang terbaik bagi wanita pada hari itu.
“Semoga #8Maret #HariPerempuan Internasional menjadi hari yang baik untuk semua wanita,” katanya dalam tweet dengan pernyataan resmi, dilansir dari Alaraby (8/3).
“IEA (Imarah Islam Afghanistan) berkomitmen untuk mengatasi penderitaan perempuan Afghanistan, dan menyediakan fasilitas untuk kehidupan yang terhormat dan bermanfaat dalam terang agama Islam yang mulia dan tradisi yang kami terima.”
Ucapan baik ini tidak disambut oleh sejumlah kalangan yang masih belum terima terkait kebijakan Taliban di waktu lalu yang mewajibkan burqa dan melakukan rajam.
“Taliban telah mengeluarkan pernyataan pada hari perempuan yang mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mengatasi penderitaan perempuan Afghanistan. Ironi baru saja meninggal,” tulis seorang pengguna Twitter.
Ken Roth dari Human Rights Watch menulis: “Pada Hari Perempuan Internasional, sangat penting untuk mengingat para wanita Afghanistan yang sekarang dipaksa untuk hidup di bawah pemerintahan Taliban, harapan mereka untuk kehidupan normal sekarang sangat dibatasi dan dalam bahaya.”
Pengguna Twitter lain menulis: “Karena ini adalah bulan sejarah wanita, ingatlah bahwa 10 tahun yang lalu Malala Yousafzai ditembak oleh Taliban pada usia 14 tahun karena dia percaya bahwa anak perempuan harus memiliki pendidikan, barat berpura-pura peduli tentang hal ini namun wanita di Afghanistan dan Pakistan, masih ditolak hak-hak dasarnya.” (hanoum/arrahmah.id)