JAKARTA (Arrahmah.id) – Akademisi sekaligus pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan minibus, seperti Daihatsu Gran Max, memang memiliki kekurangan desain pada konstruksi dibandingkan dengan mini sport utility vehicle (SUV) seperti Daihatsu Terios.
Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi Gran Max yang meledak dalam kecelakaan maut di KM 58 Jalan Tol Jakarta—Cikampek (Tol Japek) dan menewaskan 12 orang penumpang di dalamnya.
“Terlepas dari skandal [uji keselamatan] Daihatsu Jepang, kekurangan desain minibus seperti misalnya Gran Max dibandingkan dengan mini SUV seperti misalnya Terios ada pada konstruksinya,” ujar Yannes, dilansir dari Bloomberg Technoz, Jumat (12/4/2024).
Dalam kaitan itu, desain zona benturan atau crumple zone kendaraan minibus lebih pendek dibandingkan dengan mini SUV.
Di situs resmi Daihatsu menyebutkan crumple zone adalah area pada kendaraan yang dirancang untuk hancur ketika terjadi kecelakaan. Area ini berfungsi untuk menyerap energi kinetik dari benturan dan meminimalisasi efeknya.
Adapun, crumple zone dirancang untuk runtuh dan menyerap energi saat tabrakan, sehingga melindungi kabin penumpang.
Yannes menjelaskan, crumple zone yang lebih pendek pada minibus memberikan ruang yang lebih sedikit untuk penyerapan energi dalam tabrakan frontal.
Selain itu, pada beberapa desain minibus, mesin berpotensi berada lebih dekat dengan kompartemen penumpang dibandingkan dengan beberapa mini SUV.
“Posisi ini berpotensi meningkatkan risiko intrusi ke dalam kabin saat terjadi tabrakan frontal,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)