JAKARTA (Arrahmah.com) – Tak ada yang bisa menghentikan tekad H. Ahmad Djuwaini untuk mengikuti Aksi Bela Islam III pada Jum’at (2/12/2016) di Lapangan Monumen Nasional (Monas). Bersama anak dan menantunya, sambil duduk di atas kursi roda, ia terus meneriakkan takbir agar hukum penista agama ditegakkan
“Saya baru-baru ini kurang dari seminggu ini dirawat empat hari sampai masuk ICU. Tapi panggilan Jihad ini membuat saya datang walau harus naik kursi roda,” kata H. Ahmad Djuwaeni yang kini berusia 82 tahun kepada Islamic News Agency (INA).
Penyakit jantung yang menggerogotinya empat tahun terakhir tak menyurutkan langkahnya untuk ikut langsung membela Al-Qur’an ketika dinista.
“Ini adalah panggilan jiwa, saya terharu melihat bagaimana ummat Islam bersatu sebanyak ini,” katanya kepada jaringan berita yang diinisiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU) ini sambil menangis.
Firmansyah, menantu Ahmad Djuwaeni yang terus mendorong kursi roda H. Ahmad menegaskan bahwa ayah mertuanya sangat semangat dan mengajak anak-anaknya untuk aksi.
“Sampai beliau sendiri yang meminta kami, padahal secara logika beliau baru saja keluar dari rumah sakit, kami sempat khawatir, tapi tekad beliau begitu kuat,” ungkap menantunya.
H. Ahmad Djuwaeni berpesan kepada ummat agar terus menyuarakan keadilan.
“Dalam kondisi seperti ini, harapan saya tetap keadilan ditegakkan, ini panggilan jiwa kita semua, momen kebersamaan yang harus terus di jaga,” pungkasnya. (haninmazaya/arrahmah.com)