TEHERAN (Arrahmah.id) — Iran mendesak Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara lainnya mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan.
Seruan ini diutarakan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, pada akhir pekan lalu.
“Aset Afghanistan dibekukan oleh AS, harusnya digunakan untuk tujuan kemanusiaan dan perbaikan kondisi kehidupan di Afghanistan,” ucap Amirabdollahian seperti dikutip Reuters (10/1/2022).
“Perjuangan bangsa Afghanistan yang berani menunjukkan tidak ada kekuatan asing yang dapat menduduki Afghanistan dan memerintah di sana,” tuturnya menambahkan.
Afghanistan menyimpan aset senilai hampir US$9,5 miliar (Rp135,3 triliun) di bank sentral AS, Federal Reserve.
Sementara di negara-negara Eropa lainnya seperti di Bank for International Settlements, aset negara itu ditaksir mencapai US$1,3 miliar (Rp18,5 triliun).
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, negara-negara Barat menangguhkan hubungan dengan Afghanistan, termasuk aliran bantuan dan pembekuan aset-aset negara tersebut.
Seorang pejabat tinggi bank sentral Afghanistan, Shah Mehrabi, mengatakan situasi keuangan Afghanistan kini semakin putus asa karena jumlah kas uang tunai yang dipegang semakin berkurang.
Muttaqi bahkan sempat memohon kepada AS agar mencairkan aset Afghanistan demi membantu krisis kemanusiaan yang memburuk di negara itu.
Meski mendukung permintaan Muttaqi, seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan lawatan Menlu Taliban kemarin bukanlah bentuk pengakuan Teheran atas rezim Taliban.
Iran bahkan menegaskan belum ada niat untuk mengakui Taliban sebagai pemerintahan sah Afghanistan.
Selain bertemu Muttaqi, juru bicara Taliban Bilal Karima, menuturkan Muttaqi juga sempat bertemu dengan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), Ahmad Massoud, yang kini dalam pengasingan.
Karimi mengklaim pihak Taliban telah meyakinkan Massoud dan pemimpin gerakan perlawanan lain bahwa mereka bisa kembali ke Afghanistan “tanpa tekanan”. Namun, ia tidak memberikan detail lebih lanjut terkait pertemuan ini.
Sementara itu, Massoud tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. NRF merupakan salah satu oposisi Taliban yang sempat menguasai lembah Panjshir. (hanoum/arrahmah.id)