IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) melancarkan kampanye penangkapan terbesar di Idlib sejak unjuk rasa anti-HTS dimulai.
Dilansir North Press Agency (18/5/2024), penangkapan dilakukan serentak dan massal pada hari Sabtu (18/5) usai bentrokan massal terjadi antara demonstran dan aparat HTS sehari sebelumnya.
Sebuah sumber di Dinas Keamanan Umum (GSS) HTS mengatakan kepada North Press bahwa pemimpin HTS, Abu Muhammad al Jaulani, memerintahkan GSS untuk melakukan penangkapan secara massal di seluruh di Idlib.
Protes anti-HTS telah meletus di berbagai wilayah di Idlib dan pinggiran Aleppo, sejak akhir Februari yang dipicu oleh pembunuhan seorang pria yang disiksa di penjara HTS menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Para pengunjuk rasa menuntut penggulingan al Jaulani dan pembebasan tahanan yang ditahan di penjara kelompok tersebut.
Sumber tersebut menambahkan bahwa penangkapan tersebut dilakukan di kota Idlib dan kota Kafraya, al-Fu’ah, Binnish, Sarmin, Taftanaz, Maarrat Misrin, Atmeh, selain kamp Killi dan Atmeh, serta kota al-Atarib di pedesaan Aleppo.
Selain itu, pasukan keamanan memblokir pintu masuk ke desa-desa dan kota-kota yang disebutkan di atas di tengah ketegangan yang tinggi di kota dan pedesaan Idlib ketika protes terus berlanjut terhadap kebijakan keamanan HTS.
Sumber tersebut juga menyatakan bahwa GSS menyelidiki lima aktivis media karena meliput aksi unjuk rasa tersebut.
HTS menguasai separuh wilayah Idlib dan sebagian wilayah Hama, Aleppo, dan Latakia di barat laut Suriah. Selain itu, mereka telah membentuk Salvation Government yang dianggap sebagai sayap sipil kelompok tersebut. (hanoum/arrahmah.id)