KHARTOUM (Arrahmah.com) – Setidaknya lima pendemo Sudan dan seorang anggota pasukan keamanan tewas dalam bentrokan di ibu kota, Khartoum.
Mereka terbunuh dalam baku tembak di luar markas besar militer tempat para demonstran menggelar aksi duduk menuntut pemerintah sipil penuh. Puluhan lainnya dilaporkan terluka, lansir BBC (14/5/2019).
Para pengunjuk rasa mengklaim tentara bertanggung jawab, tetapi tentara menyalahkan peritsiwa tersebut pada “elemen yang tidak dikenal”.
Sudan telah diperintah oleh dewan militer transisi sejak penggulingan Presiden Omar Al-Bashir bulan lalu.
Tidak jelas persis apa yang terjadi, tetapi para aktivis telah berbicara tentang bagaimana mereka dijadikan sasaran oleh seorang pria bersenjata.
“Dia menembakkan peluru ke arah saya, ia sekitar 20 meter dari saya,” kata Raed Mubarak kepada kantor berita Reuters.
“Dia melihatku, dan dia bermaksud menembakku. Itu disengaja. Dia bahkan tidak menembak kakiku atau menembak ke udara, dia menembak dadaku, di sebelah kiri, berniat untuk memukul jantung. Dia bermaksud membunuh saya.”
Militer dan warga sipil akhirnya sepakat
Demonstran telah menduduki alun-alun di depan markas militer sejak 6 April, lima hari sebelum presiden digulingkan oleh militer.
Awalnya, pembicaraan antara para jenderal yang berkuasa dan penyelenggara protes tidak menunjukkan banyak kemajuan.
Namun, tepat sebelum kekerasan yang terjadi Senin malam (13/5), kedua belah pihak mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui struktur pemerintahan baru.
Dewan militer transisi menunjuk jari pada orang yang mencoba menyabotase pembicaraan.
“Di belakang ini adalah kelompok-kelompok yang bekerja keras untuk menggagalkan setiap kemajuan dalam negosiasi,” katanya, lapor Reuters. (haninmazaya/arrahmah.com)