NEW YORK (Arrahmah.com) – Upaya untuk membungkam warga negara Pakistan, Aafia Siddiqui yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap tentara AS dan anggota FBI terus berlangsung selama masa pengadilannya.
Dalam sebuah surat untuk ketua pengadilan Federal New York, tim pembela Siddiqui mengatakan bahwa Aafia dalam keadaan tidak fit untuk memberikan kesaksian.
Di dalam suratnya juga dikatakan bahwa mereka meyakini Aafia sangat menderita, lansir NY Daily News, Selasa (26/1).
“Kami rasa ini merupakan tanggungjawab kami di bawah peraturan etis untuk tetap memberi perlindungan kepadanya,” lanjut surat tersebut.
Pengadilan Siddiqui dimulai pada 19 Januari 2010.
Pada Senin (25/1), tentara AS yang menembak Siddiqui untuk “melindungi diri” di Afghanistan pada 2008 silam, akan dihadirkan di persidangan untuk memberikan testimoni, The Huffington melaporkan.
Dia adalah bagian dari tim yang diberangkatkan ke Afghanistan untuk negosiasi pelepasan Aafia dari penjara
AS.
Ia mengklaim bahwa dirinya diserang Aafia ketika ia tengah memegang senjata. Dia merasa terkejut ketika siddiqui tiba-tiba muncul dari belakang dan merebut senjatanya lalu mengarahkannya ke dirinya sambil mengucapkan, “Allahu Akbar”.
Tentara tersebut mengklaim ia menembak Aafia di bagian perutnya.
“Aku melakukan apapun untuk menghindar dari ancaman,” klaimnya.
Namun Siddiqui tidak mengakui semua itu. Dia bersikeras menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, saat berada di ruang persidangan.
Siddiqui hilang dari Karachi, Pakistan bersama ketiga anaknya pada 30 Maret 2003, sehari setelah surat kabar lokal memberitakan bahwa dirinya berada di dalam tahanan dengan tuduhan “terorisme”.
Namun AS berkilah dan mengatakan bahwa Aafia ditangkap pada 17 Juli 2008 oleh tentara Afghan di provinsi Ghazni dan mengklaim bahwa ditemukan bahan-bahan untuk peledak dan senjata kimia di dalam tasnya.
Mereka mengatakan saat dirinya diinterogasi, ia mengambil senjata M-4 milik tentara AS dan melakukan tembakan sebanyak dua kali ke arah agen FBI dan tentara AS namun gagal.
Publik meyakini bahwa tahanan wanita dengan nomor 650 yang berada di penjara Bagram, Afghanistan adalah Aafia Siddiqui, ia mendapat siksaan keji juga pemerkosaan di sana selama bertahun-tahun. (haninmazaya/ptv/arrahmah.com)