RIYADH (Arrahmah.id) – Upaya yang dipimpin Saudi untuk mengembalikan Suriah ke Liga Arab menghadapi perlawanan dari setidaknya empat negara anggota, menurut laporan.
Qatar, Maroko, Kuwait, dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional disebutkan oleh sebuah sumber sebagai penentang normalisasi lebih lanjut antara blok Arab dan rezim Suriah, The Wall Street Journal melaporkan.
Suriah diskors dari Liga Arab pada November 2011 menyusul pembantaian pengunjuk rasa dan rezim Asad berulang kali menolak inisiatif perdamaian blok tersebut.
Sumber mengatakan kepada WSJ bahwa negara-negara yang saat ini menentang pemulihan Suriah sebagai anggota liga “menggandakan tuntutan mereka, termasuk seruan bahwa Damaskus menerima pasukan Arab untuk melindungi pengungsi yang kembali, menindak penyelundupan obat terlarang, dan meminta Iran untuk berhenti mengembangkan jejaknya di negara ini”.
Suriah, bagaimanapun, tidak memberikan indikasi akan menyerah pada tuntutan tersebut, kata laporan itu.
The New Arab menghubungi kedutaan Maroko, Qatar, dan Kuwait untuk memberikan komentar.
Setelah melewati lebih dari satu dekade perang – dengan dukungan dari Rusia dan Iran – rezim Asad secara brutal merebut kembali kendali atas banyak wilayah di Suriah.
Kelangsungan hidup Bashar Asad sekarang terlihat terjamin dengan beberapa negara Arab mengambil langkah untuk merehabilitasi rezimnya.
WSJ melaporkan pada Maret bahwa beberapa negara Arab menawarkan kesepakatan kepada Asad termasuk paket rekonstruksi bernilai miliaran dolar dan janji untuk melobi keringanan sanksi sebagai imbalan untuk membatasi hubungan dengan Teheran.
Pada Rabu (12/4/2023), Arab Saudi menjadi tuan rumah delegasi dari Suriah dan Iran saat negara-negara Teluk bersiap untuk menjalin kembali hubungan dengan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad bertemu dengan timpalannya dari Saudi dan membahas “langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian politik yang lengkap atas krisis Suriah”, kata kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.
Tujuannya adalah untuk mencapai “rekonsiliasi nasional dan mengembalikan Suriah ke Arabnya dan melanjutkan peran alaminya di dunia Arab”, kata pernyataan itu.
Arab Saudi akan menjadi tuan rumah bagi menteri luar negeri Irak, Yordania, Mesir, Arab Saudi, UEA, Bahrain, Oman, Qatar, dan Kuwait pada Jumat (14/4) untuk membahas penerimaan kembali Suriah ke Liga Arab.
Pertemuan itu dilakukan beberapa pekan sebelum KTT Liga Arab yang dijadwalkan berlangsung di Riyadh pada 19 Mei.
Bulan lalu, ketua Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan kepada wartawan bahwa “saat ini tidak ada konsensus Arab” untuk menerima kembali Suriah. (zarahamala/arrahmah.id)