(Arrahmah.com) – Bibit perselisihan antara mujahidin Jabhah Nushrah dan mujahidin Daulah Islam Irak pertama kali timbul saat Amir Daulah Islam Irak Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi hafizhahullah mendeklarasikan penyatuan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dalam satu wadah baru bernama Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) pada Selasa, 8 April 2013 M.
Sehari setelahnya, Rabu 9 April 2013 M, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani hafizhahullah selaku Amir Jabhah Nushrah menyatakan tidak tahu-menahu dan tidak diajak musyawarah terkait penggabungan tersebut. Dalam kesempatan tersebut Syaikh Al-Jaulani sekaligus menyatakan bai’at kelompoknya kepada Syaikh Aiman Az-Zhawahiri selaku Amir Al-Qaeda.
Pada tingkat lapangan, mujahidin dari kedua kelompok jihad ini terlihat kompak dan melakukan banyak operasi jihad bersama melawan rezim Nushairiyah Suriah dan milisi-milisi Syiah bayarannya. Namun beberapa perbedaan ijtihad dan kebijakan politik di tingkat pimpinan kedua kelompok jihad ini nampaknya sulit didamaikan.
Pada Rabu, 18 Desember 2013, Amir Jabhah Nushrah muncul dalam wawancara eksklusif dengan Tayser Allouni di stasiun TV Al-Jazeera. Kepada wartawan Al-Jazeera yang juga pernah mewancarai Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pasca serangan 11 september 2001 tersebut, Syaikh Al-Jaulani menegaskan bahwa perselisihan antara Jabhah Nushrah dengan Daulah Islam Irak dan Syam sebenarnya adalah perselisihan dua saudara kandung dalam satu keluarga: Al-Qaeda. Perbedaan tersebut sebenarnya kecil, namun media massa membesar-besarkannya, kata beliau.
Segera setelah terjadinya perselisihan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri hafizhahullah mengutus orang kepercayaannya dan komandan lapangan senior Al-Qaeda, Syaikh Abu Khalid As-Suri hafizhahullah, ke Suriah untuk mendamaikan perselisihan kedua kelompok tersebut. Kedatangan Syaikh Abu Khalid As-Suri di bumi Syam dan usahanya untuk mendamaikan kedua kelompok jihad tersebut telah menjadi berita utama media massa internasional seperti TV Al-Jazeera, CNN, dan Long War Journal pada 10-11 Juni 2013 M.
Syaikh Abu Khalid As-Suri adalah tokoh senior mujahidin yang disegani oleh Jabhah Nushrah maupun Daulah Islam Irak dan Syam. Beliau merupakan salah seorang pemimpin Al-Qaeda yang telah berjihad sejak era jihad Afghanistan melawan komunis Uni Soviet. Beliau menyertai Syaikh Abdullah Azzam dan Usamah bin Ladin rahimahumullah. Beliau adalah kawan sepanjang hidup dan partner Syaikh Abu Mush’ab As-Suri fakkallahu asrahu. Setelah gugurnya Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, Syaikh Abu Khalid As-Suri merupakan salah satu pembantu utama Syaikh Aiman Az-Zhawahiri.
Syaikh Abu Khalid As-Suri telah bekerja keras dan melakukan usaha intensif untuk mendamaikan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam. Namun nampaknya usaha beliau belum berhasil, karena sikap ngotot Daulah Islam Irak dan Syam dengan sebagian ijtihad dan kebijakannya. Kegagalan usaha perdamaian ini telah diberitakan oleh media massa Timur Tengah seperti Al-Jazeera dan lainnya pada November 2013 M.
Belakangan perselisihan Daulah Islam Irak dan Syam tidak terbatas dengan Jabhah Nushrah semata, namun meluas dan berkembang dengan kelompok-kelompok jihad lainnya. Daulah Islam Irak dan Syam terlibat perselisihan tajam dengan mujahidin Ahrar Asy-Syam Al-Islamiyah, Liwa’ Al-Islam, dan lain-lain yang tergabung dalam forum Jabhah Islamiyah. Ditambah kezaliman-kezaliman dan kebijakan-kebijakan yang keliru di lapangan, perselisihan itu semakin memanas.
Orang-orang munafik, preman, penjahat dan agen-agen intelijen rezim-rezim thaghut Arab dan Barat mendapatkan ruang, waktu dan peluang emas untuk turut memperkeruh keadaan. Mereka menggalang kampanye massif untuk memusuhi Daulah Islam Irak dan Syam.
Akhirnya pada bulan Januari 2014 M peperangan intern antara mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam dengan kelompok-kelompok jihad lainnya meletus; disamping peperangan mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam dengan milisi-milisi preman, penjahat, dan agen intelijen asing.
Sejumlah amir, komandan dan ulama yang berjihad di Suriah telah menyatakan peperangan Daulah Islam Irak dan Syam dengan kelompok-kelompok jihad Islam lainnya tersebut sebagai perang fitnah yang hanya akan merugikan jihad dan kaum muslimin. Itu adalah peperangan antara muslim dengan muslim lainnya, mujahid dengan mujahid lainnya, yang hanya akan menguntungkan rezim Nushairiyah Suriah dan sekutu-sekutunya.
Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani (Amir Jabhah Nushrah), Syaikh Abdullah bin Muhammad al-Muhaisini (Markaz Du’atil Jihad), Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami (Amir mujahidin Harakah Fajr Asy-Syam Al-Islamiyah), Syaikh Abu Hafs Al-Jazrawi (mas’ul syar’i mujahidin Harakah Syam Al-Islam) dan banyak lainnya telah menyerukan kepada semua kelompok jihad yang bertikai untuk segera menghentikan pertempuran, berdamai dan menyatukan barisan.
Sayang sekali, kepentingan-kepentingan kelompok telah lebih didahulukan atas kepentingan jihad dan kaum muslimin. Apalagi hal itu dibumbui dengan permainan kotor dan konspirasi keji musuh-musuh Islam yang memperkeruh keadaan untuk tujuan menghancurkan jihad Islam di negeri Syam. Peperangan semakin sulit dikendalikan dan upaya perdamaian membutuhkan kerja keras yang lebih berat lagi. Semoga Allah memberi kemudahan, kekuatan dan kemampuan kepada para amir dan ulama jihad di Suriah untuk mendamaikan konflik intern mujahidin ini.
(muhib al majdi/arrahmah.com)