Antum semua tentu ingat dengan dengan peristiwa paling tragis sepanjang sejarah kekejaman Israel, yakni ditembaknya seorang bocah berumur 12 tahun, dengan 4 butir peluru yang merajam tubuh mungil tersebut. Nama lelaki kecil itu adalah Muhammad, dan di sisinya adalah ayahnya sendiri, yang berlindung di belakang tong sampah berusaha melindungi buah hatinya yang ditembaki selama 45 menit oleh kaum terbiadab di dunia. Dia sudah melambai-lambaikan tangannya ke tentara Israel yang menembakinya untuk berhenti, jangan tembak….jangan tembak…teriaknya dengan melambai-lambaikan tangannya. Namun, tentara Israel dengan membabi buta tetap menembak anaknya yang akhirnya tewas di pangkuannya.
Setiap muslim (bahkan siapa pun) yang masih memiliki hati pastilah tergetar bahkan meneteskan air mata melihat tragedi anak manusia paling memilukan ini. Si Bapak berkata saat Muhammad, anak tercintanya meregang nyawa : “Katakan Wahai putraku, ceritakan padaku tentang kemarahan dan kebencianku, akan tetapi wahai anakku janganlah kamu diam, nafasmu berhenti, janganlah kamu bunuh bunga hatiku . Wahai orang-orang yang melantunkan ayat dari Yaman hingga Syam, wahai orang-orang yang sholat dengan khusyu, wahai orang-orang yang memakai ihram, wahai ayah yang menyayangi anaknya, wahai para pemuda Islam, wahai yang merasakan kelezatan dunia, apakah kalian penolong-penolong keselamatanku ? Apakah ini yang namanya perdamaian sedangkan mereka merampas tanah kami? Kami terbunuh dengan tebusan peluru, saya tidak akan lupa dan tidak akan takut, saya tidak akan lupa, senjata kami adalah darah kami, saya berusaha dengan suaraku, minta tolong untuk dikasihani, akan tetapi panggilanku berlalu begitu saja, karena yang mendengarnya punya hati yang mati.
Penderitaan Palestina Penderitaan Seluruh Kaum Muslimin
Wahai Kaum Muslimin, cerita di atas bukanlah khayalan. Ini adalah realitas, dan itu terus terjadi pada ratusan dan ribuan Muslim di Palestina. Tidak ada keraguan jika semua hal tersebut di atas adalah kejahatan yang telah terjadi kepada orang lain– orang-orang kafir khususnya – itu tidak akan pernah ditolerir oleh komunitas internasional. Ini karena mereka: Kaum Muslimin tidak berharga, darah mereka lebih rendah daripada air, mereka tidak mempunyai kebebasan (untuk hidup berdasarkan pada ideologi mereka) dan mereka tidak mempunyai kemuliaan atas kehidupan mereka. Jika mereka berani untuk menyerang balik, melawan atau berteriak untuk melawan apa yang sedang terjadi pada mereka dan menyeru untuk kembali kepada syariat Islam yang benar, maka mereka akan dilabeli sebagai ekstrimis, fundamentalis dan teroris.
Apa yang telah dilakukan Yahudi di Palestina pada hari ini tidak diragukan lagi adalah sebuah penistaan kepada kaum muslimin. Kita terluka menyaksikan semua kejadian tersebut. Namun, apa luka kita akan sama jikalau melihat Muslim di Palestina menyeru untuk kebebasan Negara Palestina, konstitusi Palestina, hukum buatan manusia, demokrasi, kebebasan dan sebagainya. Kita melihat dan menyesalkan apa yang terjadi, seperti Hamas yang menyeru kepada pemimpin (thaghut) Arab – sama dengan orang-orang yang bertanggungjawab untuk melindungi Israel- untuk membantu mereka, disamping menyeru Ummat Muslim untuk berjihad. Mereka tidak mempunyai niat untuk menerapkan syar’ah secara kaafah, dan hanya fokus kepada kemerdekaan Palestina saja, atau negara nasionalis mereka.
Bagaimana kita bisa mengharapkan Allah SWT akan menjawab permohonan kita jika kita meninggalkan jihad, berbalik pada tawaghit (pemerintahan murtad) untuk membantu atau menyeru solusi kufur seperti sebuah Negara Palestina? Nabi Muhammad SAW mengutuk nasionalisme sampai pada tingkat bahwa dia menjauhi dirinya dari orang-orang yang menyeru pada nasionalisme, mati untuknya dan berperang untuknya,
“Dia adalah bukan dari golonganku yang menyeru pada nasionalisme, dan dia bukan dari golonganku yang berperang untuk nasionalisme, dan dia bukan dari golonganku yang mati karena nasionalisme.” (Al Jaami As Sahir dan Sunan Abu Daud)
Rasulullah SAW juga bersumpah untuk kehinaan dan aib bagi orang-orang yang meninggalkan jihad dan menjadi sibuk dengan dunia serta mencari kekayaan:
“Jika kamu melakukan ‘iinah (salah satu jenis riba’), mengikuti buntut sapi, sibuk dengan pertanian dan meninggalkan jihad, Allah akan mengirimkan kepadamu sebuah aib yang Allah akan membuangnya sampai kamu kembali pada dienmu.” (Sunan Abu Daud dan Musnad Imam Ahmad)
Untuk itu, kita harus kembali kepada Allah SWT untuk semua masalah dan penderitaan kita, Allah SWT akan terus menguji orang-orang beriman dengan membiarkan Kuffar mempunyai kekuasan atas kita. Mereka yang menyeru dan berperang untuk Nasionalisme tidak akan dibantu oleh Allah dan usaha mereka akan hampa dari berkah. Setiap Muslim harus menolak segala sesuatu yang tidak Islami, dan ini termasuk hukum buatan manusia, demokrasi, perdamaian dengan penjajah Yahudi dan bahkan sebuah negara nasional yang independen.
Palestina adalah sebuah masalah dari Ummat Muslim, bukan hanya untuk orang-orang Palestina. Ummat Muslim adalah Ummat yang satu dan satu tubuh, dan jika ada satu bagian yang merasakan sakit maka tubuh yang lainpun juga merasakan. Air mata orang-orang Palestina, Iraq dan Afghanistan adalah air mata kita juga, penderitaan mereka adalah penderitaan kita dan kesedihan mereka adalah kesedihan kita.
Jihad : Satu-satunya Solusi
Jika teroris adalah seseorang yang melawan penjajah, menyeru untuk menerapkan Islam dan berperang untuk haknya, maka saksikanlah bahwa kami adalah terorit.
Jika seorang warga negara adalah yang menduduki negeri, secara membabi buta membunuh wanita dan anak-anak, membom rumah sakit, masjid dan berperang untuk thaghut (demokrasi dan kebebasan), maka kami bukanlah warga negara.
Jika perdamaian berarti menerima pendudukan, tetap diam akan kesedihan kaum Muslimin dan tidak memerangi kembali, maka kami tidak mengingikan kedamaian.
Satu-satunya solusi dan mentode wahyu (bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits) untuk membebaskan kaum Muslimin di Palestina adalah jihad. Jihad, dalam syari’ah, artinya adalah berperang, bukan memboikot Coca Cola atau Fanta, dan sejenisnya, dan secara pasti bukan voting atau ikut pemilu kepada hukum buatan manusia, sebagaimana yang difikirkan dan dilakukan oleh banyak munafiqin.
Jika kita menginginkan untuk membuang kehinaaan ini dari kita maka kita harus kembali pada Dien Allah SWT, dan kita harus mencari pertolonganNya semata. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika kalian meminta, mintalah kepada Allah (saja). Jika kalian mencari pertolongan, carilah pertolongan dari Allah (saja).”
Lebih lanjut, kita seharusnya tidak pernah mencari pertolongan dari tawaghit, orang-orang murtad, atau Kuffar (seperti PBB), dan kita seharusnya tidak pernah meminta mereka untuk campur tangan dalam masalah kita.
Allah SWT telah memerintahkan jihad bagi orang-orang beriman dengan tujuan untuk (1) Mempertahankan kehidupan, kekayaan seseorang, atau (2) Menaklukan negeri. Pada saat negeri Muslim di bawah pendudukan maka menjadi kewajiban bagi semua Muslim yang berada di sekitarnya untuk berperang. Jika mereka tidak bisa untuk memukul mundur musuh maka kewajiban itu akan menjadi tanggungjawab bagi kaum Muslimin secara keseluruhan (seluruh dunia).
Ibnu ‘Abidin RH, seorang Ulama Hanafi berkata: “Jihad menjadi fardhu ‘ain jika musuh telah menyerang salah satu perbatasan tanah Muslim, dan menjadi fardhu ‘ain bagi orang-orang yang terdekat. Bagi orang-orang yang berada jauh darinya, itu adalah fardhu kifayah, jika bantuan mereka tidak diperlukan. Jika mereka membutuhkan, mungkin karena orang-orang yang dekat tidak bisa menahan musuh atau malas dan tidak berjihad, maka menjadi fardhu ‘ain kepada orang-orang yang berada dibelakang mereka, seperti wajibnya shalat dan puasa…”
Ibnu Abidin tidak membuat perbedaan antara jihad defensif dan shalat atau berpuasa – keduanya adalah fardhu atas setiap Muslim… tetapi mengapa kaum Muslimin saat ini hanya mengambil salah satunya dan meninggalkan yang lainnya?
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah RH berkata: “Tentang Jihad defensif, dimana mengusir agresor, adalah tugas jihad yang paling penting. Sebagaimana telah disepakati oleh setiap orang, adalah sebuah kewajiban untuk melindungi dien dan apa saja yag suci. Kewajiban pertama setelah iman adalah menolak musuh agresor yang menyerang agama dan kepentingan dunia. Tidak ada syarat yang dibutuhkan sebagaimana memberikan dan mengangkut; tetapi dia berperang dengan semua kemampuan yang dia miliki. Ulama, panutan kami dan lainnya telah membicarakan hal ini.”
Maka jihad asalah satu-satunya solusi untuk pendudukan Palestina. Ini penting untuk selalu berdiri pada teks (Al Qur’an dan As Sunnah) dan bukan menyimpang darinya dengan mengikuti kemauan seseorang atau keinginan kuffar. Banyak yang mengakui bahwa jihad adalah fardhu, tetapi mereka tidak ingin masuk dalam perjuangan fisik melawan musuh karena takut dilabeli sebagai teroris atau ekstrimis. Akhirnya, dengan tujuan untuk membuang semua kesalahan dari tidak melaksanakan jihad, mereka mencoba untuk menjual diri mereka kepada orang-orang, diri mereka sendiri, bahwa mereka ambil bagian dalam jihad dengan voting kepada hukum buatan manusia dan memboikot produk-produk Israel. Ini benar-benar suatu kesalahan, karena voting atau mengikuti pemilu pada hukum buatan manusia adalah sebuah tindakan murtad, bukan jihad; dan memboikot produk-produk Israel adalah sebuah balasan tetapi itu bukan solusi untuk masalah pendudukan Palestina.
Ada juga yang mengatakan solusi Palestina adalah Khilafah. Namun, kita seharunya tidak keliru tentang solusi permanen dengan kewajiban yang harus segera dilaksanakan. Khilafah secara tidak diragukan lagi adalah solusi permanen bagi Ummat Muslim, tetapi pada saat kesucian seseorang dinodai maka kewajiban mereka adalah berperang dan mempertahankan diri mereka, dan tidak lagi beralasan dengan belum tegaknya khilafah atau lebih dulu kita menegakkan khilafah.
Sebagai seorang Muslim kita mempunyai sebuah kewajiban untuk menciptakan kesadarang tetang dilema yang dihadapi Muslim dan menyeru pada solusi yang benar, solusi Islami. Pesan jihad harus sampai kepada seluruh Muslim dan setiap Muslim harus ambil bagian dalam masalah ini. Jika kita terus menyeru pada nasionalisme, hukum kufur dan membantu kuffar, pertolongan Allah tidak akan pernah sampai kepada kita. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS An Nuur, 24: 55)
Sebagaimana pernyataan ayat di atas, pertolongan ini, kekuasan dan dukungan memerlukan syarat, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh…” Lebih lanjut, kita seharusnya tidak memutuskan kepada Kuffar atau mencari kehidupan dengan hukum buatan manusia (demokrasi dan kebebasan), karena semua ini adalah syirik. Untuk itu, kita harus kembali kepada solusi Islam untuk membebaskan tanah Palestina dari agresor Zionis Yahudi, yakni jihad fi Sabilillah.
Seruan Kepada Seluruh Kaum Muslimin
Untuk itu kami menyeru kepada seluruh kaum muslimin agar mendukung peningkatan jihad melawan musuh Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW, dengan menyeru kepada semua kaum muslimin baik individu maupun jama’ah dan organisasi untuk menunjukkan dukungan mereka secara lisan, fisik dan finansial (harta benda) kepada para Mujahid, orang yang berjuang melawan fasisme yang benar-benar ada, yang disebut dengan Israel; sehingga itu bisa dihancurkan. Dengan demikian tanah Palestina, dataran tinggi Golan dan jalur Gaza dapat dibebaskan dan akan menjadi milik kaum muslimin untuk menegakkan syariah Islam.
Kami menyeru kepada umat Rasulullah SAW untuk mengingat bahwa Masjid Al Aqsa berkaitan erat dengan aqidah kita. Masjid tersebut merupakan tempat dimana Allah SWT memberangkatkan Muhammad SAW. pada suatu malam di Mekkah dan dimana Beliau SAW dinaikkan ke surga dan tempat Nabi SAW memimpin semua Nabi termasuk Isa, Musa, dan Ibrahim as dalam aktivitas sholat.
Kami menyeru kepada semua umat muslim untuk mengekspose konspirasi Yahudi dan Nasrani dalam memecah belah umat muslim dan mencuri sumber kekayaan mereka. Kami menyarankan anda untuk mengekspose mereka. Sesungguhnya, realita motivasi/dorongan dari para penjajah (yang menduduki Palestina tidak untuk menyenangkan Tuhan mereka akan tetapi untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa dengan harapan menemukan harta benda Nabi Ibrahim as yang telah hilang.
Kami menyeru kepada semua Imam masjid dan komunitas para pemimpin kaum muslimin untuk memotivasi umat muslim dimanapun berada untuk menekankan atas saudara mereka supaya menyerang/melawan dan mengerjakan tugas mereka mempertahankan kesucian Allah SWT, Rasulnya Muhammad SAW dan umat muslim di masa ini. Sesungguhnya, Allah akan menghisab masing-masing diantara kita untuk pertanggungjawabannya.
Kami menyeru kepada para mujahidin untuk tidak putus asa dalam meneruskan aktivitas mulia mereka untuk menyingkirkan kantor Israel dari tubuh umat Nabi Muhammad SAW. Do’a seluruh kaum muslimin bersamamu. Sesungguhnya kamu berada dalam salah satu garis terdepan perjuangan antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah), antara Islam dan kufur (non muslim), antara muslim dan kafir.
Kami ingin mengingatkan kepada semua kaum muslimin bahwa Allah telah menjadikan dukungan terhadap jihad merupakan kewajiban atas muslim dimanapun mereka berada. Oleh karena itu, kami mengundang umat muslim untuk melaksanakan pemenuhan kewajiban mereka terhadap Palestina dengan membantu jihad dengan apa pun yang kalian mampu.
Kami menyeru kepada semua umat muslim untuk tetap kuat di masa ini ketika orang-orang kafir berupaya menghentikan semua bentuk jihad dan melakukan aktivitas perlawanan terhadap jihad dengan memberi nama yang buruk terhadap aktivitas jihad serta mengatakan jihad sebagai aktivitas yang tidak sah dipandang dari segi hukum (kafir), mereka memerangi aktifitas jihad dengan julukan “memerangi terorisme”. Kewajiban melaksanakan jihad adalah fardhu ‘ain (tugas individu) untuk saat ini yang menjadi tanggung jawab setiap muslim, sesuai dengan kemampuan mereka, dimanapun mereka berada. Oleh karena itu, mari kita respon seruan dari Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Mari kita giring musuh-musuh Allah dan kaum muslimin pergi ke neraka.
Semoga Allah swt ridlo atas apa yang kami serukan kepadamu untuk bekerja sama memenuhi kewajiban ini.