RIYADH (Arrahmah.id) — Grup band metal papan atas Metallica akan mengelar konser pertamanya di Arab Saudi bulan depan.
Dilansir Metal Sucks (27/11/2023), raksasa heavy metal ini bakal jadi headline malam pembukaan festival Soundstorm yang berlangsung selama tiga hari di Riyadh pada 14 Desember.
Artis lain yang dijadwalkan tampil di acara tersebut antara lain adalah Pharrell Williams, Chris Brown, H.E.R., Black Eyes Peas, J Balvin dan Anne-Marie, serta DJ Tiesto dan David Guetta.
Lebih dari 600 ribu orang dilaporkan menghadiri Soundstorm tahun lalu.
Soundstorm, yang diselenggarakan oleh raksasa musik Saudi MDLBEAST, telah menarik beberapa artis terbesar di kawasan dan dunia ke Riyadh sejak diluncurkan pada tahun 2019.
Lokasi festival ini memiliki luas lebih dari lima setengah juta meter persegi dengan area kehidupan taman untuk gerai makanan dan artis jalanan yang membuat pengunjung festival tetap terhibur di sela-sela set pada apa yang disebut sebagai “minggu paling ramai di Riyadh”.
“Kami belum selesai memasuki tahun 2023, karena sebuah kesempatan luar biasa baru saja datang kepada kami untuk tampil di festival besar yang belum pernah kami hadiri di belahan dunia yang jarang kami kunjungi,” kata Metallica dalam sebuah pernyataan resmi di Instagram.
“Kami sangat gembira untuk mengumumkan bahwa pada hari Kamis, 14 Desember kami akan menjadi band hard rock pertama yang pernah bermain di Soundstorm Festival @MDLBeast di Riyadh, Arab Saudi.”
“Tiket festival dan satu hari sekarang tersedia di mdlbeast.com.”
Metallica melakukan debut live Timur Tengah pada tahun 2011 di Etihad Park, Abu Dhabi. Mereka bermain di tempat yang sama dua tahun kemudian.
“Ketika kami berada di sini satu setengah tahun yang lalu, sungguh menakjubkan. Sekarang, saya tidak bilang di semua tempat, tapi ada begitu banyak kebangsaan yang berbeda — energi yang luar biasa dan pengalaman bersama,” sebelum Metallica tampil di Abu Dhabi pada tahun 2013, drummer Lars Ulrich mengatakan kepada The National.
“Saat kami mulai bermain, ada begitu banyak wilayah di dunia di mana jenis musik yang kami bawakan tidak diterima. Ada banyak tempat di mana orang-orang tidak tahu apa yang kami mainkan atau tidak punya cukup infrastruktur untuk mendukung band seperti kami. Tapi kini semakin terbuka. Dunia berubah dan dunia menyusut. Senang rasanya berada di garis depan.” (hanoum/arrahmah.id)