GAZA (Arrahmah.id) – Channel 12 melaporkan bahwa tentara ‘Israel’ (IDF) memberi tahu keluarga tiga tahanan ‘Israel’ bahwa mereka tanggung jawabnya atas kematian ketiga tahanan tersebut pada 14 Desember 2023.
Pernyataan dari tentara pendudukan mengatakan bahwa ketiga tawanan tersebut adalah Sersan Ron Sherman, Kopral Nick Bezer, dan warga ‘Israel’ Ella Toledano.
⚡️BREAKING: THE "IDF" CONFIRMS KILLING 3 ISRAELI CAPTIVES.
The Israeli army has confirmed for the first time the news reported by Channel 12: the hostages Ron Sherman, Nick Beizer, and Elia Toledano were killed as a result of an 'IDF' attack.-Hebrew Ch.12 pic.twitter.com/TybKoCF8jI
— Suppressed News. (@SuppressedNws) September 15, 2024
Penyelidikan tentara ‘Israel’ menyatakan bahwa ketiga tawanan tersebut ditahan di sebuah terowongan di Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza, dan tewas karena menghirup gas yang menyebar di terowongan tersebut akibat serangan tentara pendudukan.
Tentara mengonfirmasi kepada keluarga para tawanan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang keberadaan mereka di dalam terowongan tersebut selama penyerangan tersebut.
Operasi yang sulit
Pada Sabtu malam (14/9/2024), Kepala Staf tentara pendudukan ‘Israel’, Herzi Halevi, mengatakan bahwa “tentara berupaya untuk memulangkan mereka yang diculik dengan cara apa pun, tetapi mereka tidak akan dapat memulangkan mereka semua dalam operasi militer.”
Halevi mengakui kepada keluarga tentara yang ditawan oleh perlawanan Palestina di Jalur Gaza bahwa memulangkan para tahanan yang ditahan di Jalur Gaza akan sulit dilakukan seiring berjalannya waktu.
Mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan untuk memulangkan para tawanan, Channel 12 ‘Israel’ melaporkan Halevi mengonfirmasi bahwa masalah tersebut bergantung pada keputusan pemerintah, seraya menambahkan, “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencapainya.”
Saluran ‘Israel’ tersebut menambahkan bahwa Halevi memberi tahu keluarga tentara yang ditangkap bahwa tentara mengambil risiko untuk memperoleh informasi intelijen tentang para tawanan.
Keluarga tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dan para demonstran memblokir jalan di depan rumah Netanyahu di Kaisarea.
Keluarga tawanan mengatakan dalam konferensi pers di Tel Aviv pada Sabtu (14/9), bahwa “Netanyahu adalah orang yang menghalangi dan menggagalkan kesepakatan pertukaran tahanan, dan bahwa kebijakannya mengarah pada pembunuhan orang-orang yang diculik, dan bahwa ia harus disingkirkan dari kekuasaan untuk menyelamatkan mereka.” (zarahamala/arrahmah.id)