(Arrahmah.com) – Sebuah surat cinta untuk para mujahidin dari seorang ulama’ jihad masa kini, syaikh Abu Qatadah Al-Falistini telah sampai pada kita kemaren (28/4/2014) melalui Yayasan Al-Bashirah Media, salah satu sayap media Jabhah Nushrah.
Pada penutupan suratnya beliau menuliskan,
“Sesungguhnya inilah pernyataanku atas mereka dan saya bertanggungjwab disisi Allah atas ini, jika bukan demi kemaslahatan jihad tidak mungkin saya katakan ini, jika boleh memilih maka saya akan pilih diam. Demi Allah, saya hanya ingin menasehati kalian, tidak ada maksud saya kecuali untuk mengakkan sunnah dan membantah orang-orang jahil, dan menjaga kemurnian jihad dari mereka.”
Berikut kami kutipkan selengkapnya surat beliau yang telah dimuat sebelumnya oleh situs jihad http://muqawamah.com, semoga bermanfaat.
Sebuah Risalah Untuk Para Pelaku Jihad dan Yang Mencintai Jihad
Dari
Syaikh Abu Qatadah Al-Falistini
(Semoga Allah Menguatkan dan Membebaskannya Dari Penjara Thagut)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dan hanya padaNya kita berlindung
Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta, shalawat dan salam semoga terlimpahkan pada Muhammad Al-Amin, keluarga dan para sahabatnya, amma ba’du.
Adapun surat ini saya tulis dalam rasa sakit yang teramat dalam, dan jika bukan karena Allah telah mengambil perjanjian atas setiap hambanya (untuk menyampaikan kebenaran) maka tidaklah saya merasa memiliki beban untuk menyampaikan masalah ini. Dan demi Allah saya sungguh telah berusaha semampu saya dan saya sangat takut untuk menyembunyikan kalimatul haq.
Sungguh saya telah berusaha baik secara rahasia ataupun terang-terangan untuk meluruskan perkara yang patut diluruskan pada semua yang berada diatas jalan jihad. Akan tetapi sebagian mereka lepas kendali dalam kebatilan, keburukan dan kesesatan. Dan akhirnya arah perjuangan mereka malah menghancurkan jihad dan tak ada lagi kebaikan untuk perkembangan jihad.
Adapun kalimat-kalimat yang ada disini memang tertuju pada kepemimpinan Daulah Islam di Iraq dan cabangnya di Syam. Telah sangat jelas padaku dan saya tidak ragu sedikitpun bahwa jama’ah ini dibawah kepemimpinan Dewan Militer dan Syari’atnya yang telah mengeluarkan fatwa-fatwa atas segala tindak-tanduk mereka membuktikan bahwa mereka adalah anjing-anjing neraka (Kilabun Naar) merekalah yang paling sesuai dengan apa yang Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam sabdakan:
“Mereka memerangi kaum muslimin dan malah membiarkan para penyembah berhala, sungguh jika aku bertemu dengan mereka pasti akan kuperangi mereka sebagaimana diperangi kaum ‘Ad.”
Saya tidak ragu merekalah orang-orang yang dimaksud di hadits ini karena sifat dan perbuatan mereka. Sungguh saya telah berusaha mengajukan pertanyaan pada mereka agar mereka mendengar hujjah dan nasehatku. Kalimatku ini saya tujukan pada mereka yang masih tetap bersama ISIS dan masih ada kecendurungan dalam dirinya pada sunnah, Islam dan taqwa serta rasa takut untuk menumpahkan darah kaum muslimin tanpa hak. Hadits diatas adalah jawaban kepada mereka yang menolak untuk memberi cap khawarij kepada ISIS.
Sebagian beranggapan tidak tepat menuduh mereka khawarij karena aqidah mereka walaupun atas sikap pengkafiran mereka pada pelaku dosa besar, maka hadits nabi diatas menjelaskan dengan jelas agar menamakan mereka khawarij tanpa perlu melihat lagi pada alasan-alasan pembenaran diri mereka.
Sungguh sifat para pemimpin khawarij di masa Ali Radhiyallahu anhu adalah sangat sama dengan sifat para pemimpin mereka hari ini. Merekalah yang telah memerangi para ahlul haq seperti Jabhah Nusrah, semoga Allah senantiasa melindungi mereka, para pemimpin dan ulama mereka –Amin-. Sesungguhnya pembangkangan mereka pada pemimpin dan Imam Jihad semisal Syaikh Al-hakim Aiman Az-Zawahiri atau klaim bahwa Syaikh Az-Zawahiri telah berubah dan menyimpang menunjukkan mereka sedang memperjualbelikan kalimat-kalimat kosong yang menjelaskan pada kita tidak adanya pengalaman matang mereka di medan jihad dilihat dari i’tiqad, statement dan metode yang mereka tempuh.
Dan lebih aneh lagi bahkan ada yang menuduh bahwa Syaikh Az-Zawihiri kini tidak lagi berada diatas jalur manhaj Syaikh Usamah bin Ladin, padahal para penuduh ini adalah orang-oarang yang tidak dikenal sama sekali sebagai tokoh dan bukan orang yang punya andil dalam jihad. Maka siapa yang sesat dan dusta kalimatnya dialah yang tersesat dan jahil.
Kejahatan mereka menjadikan kita wajib berlepas diri dari mereka dan wajib mengumumkan pada umat tentang sifat khawarij mereka sebagaimana hadits Nabi shallalhu ‘alaihi wasallam telah menjelaksan sifat mereka. Saya yakin sekali akan ada diantara mereka yang berceloteh tentang saya: “dia sedang dipenjara, dia tidak tau keadaan sebenarnya”.
Maka jawaban dari saya: “Demi Allah, saya lebih banyak mengetahui hakikat keadaan ini dibandingkan mereka”, sesungguhnya saya adalah orang yang tak bebas berbicara sebagaimana orang pada umumnya, maka marilah menghindar dari menghadapi anak ingusan dan yang ikut-ikutan membela daulah tanpa ada ilmu dan hujjah, bukan orang seperti itu yang saya tujukan surat ini. Layaknya bid’ah jika telah merambat dalam diri seseorang, maka ia akan jadi seperti penyakit rabies yang membutakan mata dan pikiran sehat.
Pada sisi lain, saya malah bersyukur pada Allah atas perkara ini, sehingga al-haq menjadi jelas dan terseleksinya saf-saf mujahidin, serta menjadi jelas mana fraksi-fraksi jihad yang melampaui batas dan bid’ah.
Sungguh saya merasa hina dengan keadaan mujahidin di Syam tatkala mereka tersakiti karena kejahatan orang-orang yang dulu bersama mereka sama-sama memerangi thagut kini berbalik menyerang dan menumpahkan darah mereka. Saya serukan pada para mujahidin dan yang mencintai jihad untuk memperhatikan sabda Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam: (Akan senantiasa ada sebuah thaifah dari umatku… alhadits) hendaknya mereka mengetahui bahwa hal yang mendukung eksistensi thaifah ini sekarang sedang diruntuhkan oleh para penjahat dengan memfitnah para pemimpin jihad, para komandan jihad dan para mujahidin yang telah mengorbankan harta, keluarga dan waktunya demi jihad.
Dan kemudian datanglah para penjahat ini dengan segala fitnah dan dustanya. Oleh karena itu saya sangat bersyukur adanya ahlul ilmi dikalangan Jabhah Nusrah seperti Dr. Sami Al-U’raidi, Abu Marya Al-Iraqi, Abu Abdullah As-Syami, dan Almuhaisini dengan kesabaran dan usaha mereka menjelaskan al-haq dan membantah kebodohan orang-orang jahil.
Sesungguhnya jihad ini terluka dengan adanya musuh yang dengki dan kebodohan pelaku jihad itu sendiri. Hendaknya ahlul haq bersabar, dan menahan rasa sakit dari kejahatan meraka, hendaknya para ahlul ilmi meresapi sabda Nabi shallalhu ‘alaihi wasallam:
“…Jika aku bertemu dengan mereka akan kuperangi mereka sebagaimana diperangi kaum ‘Ad,”
Ini adalah ucapan yang Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam tidak pernah beliau ucapkan bahkan di Khaibar, atau pada Yahudi Bani Nadhir dan Yahudi Baini Qainuqa’. Bahkan tidak beliau ucapkan pada kaum Quraisy padahal merekalah musuh utama beliau shallalhu ‘alaihi wasallam. Sebabnya adalah dampak kerusakan yang lebih dahsyat dari kaum khawarij.
Keberadaan mereka adalah keburukan bagi umat Muhammad shallalhu ‘alaihi wasallam, inilah keadaan sejarah kelompok ini. Sungguh keberadaan beberapa orang dari mereka di beberapa Negri telah menyebabkan kesesatan menyebar di daerah pinggiran atau perkotaan yang kering ilmu. Dan para khawarij pada hari ini adalah dari kalangan ISIS, bagaimana bisa keadaan mereka menjadikan musuh jihad mereka adalah ahlul jihad juga.
Mereka menuduh ahlul jihad lain dengan sifat-sifat kemurtadan, mereka membunuh para pemimpin jihad, dan mereka merampas harta ahlul jihad. Sesungguhnya inilah pernyataanku atas mereka dan saya bertanggungjwab disisi Allah atas ini, jika bukan demi kemaslahatan jihad tidak mungkin saya katakan ini, jika boleh memilih maka saya akan pilih diam.
Demi Allah, saya hanya ingin menasehati kalian, tidak ada maksud saya kecuali untuk mengakkan sunnah dan membantah orang-orang jahil, dan menjaga kemurnian jihad dari mereka.
Inilah pernyataan saya dimana saya dalam keadaan tidak bisa membalas pertanyaan atau bantahan serta keragu-raguan atasnya. Sesungguhnya saya berada dalam keadaan hidup yang tidak tersisa pada saya kecuali hanya ingin melihat wajah keridhaaan Allah semampu yang saya bisa.
Sesungguhnya apa yang saya sampaikan disini adalah pandangan serta hujjah para ahlul ilmi. Semoga Allah memberikan taufiq kepada siapa yang dia cintai dan ridhai, dan semoga Allah menolong jihad dan para mujahidin, Amiin.
Segala puji hanya bagi Allah
Saudara kalian Abu Qatadah
28 Jumadil Akhir 1435 H
Diterjemahkan dari versi Bahasa Arab oleh:
Fazel haitamy
Jangan lupakan kami dalam doa kalian
Muqawamah Media Team
(aliakram/arrahmah.com)