GAZA (Arrahmah.id) – “Israel” memblokir semua konvoi makanan memasuki Jalur Gaza utara pekan ini, kata komisaris jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini.
“Semua konvoi makanan kami tidak diberi akses ke Gaza Utara pekan ini. Sebenarnya, dengan akses tanpa hambatan, kelaparan akibat ulah manusia ini masih bisa dicegah,” kata Lazzarini di X, Sabtu (23/3/2024).
Pernyataannya muncul setelah “Israel” untuk kedua kalinya pekan ini menolak konvoi makanan ke utara.
Terakhir kali UNRWA mengirim bantuan pangan ke wilayah utara “hampir 2 bulan yang lalu,” kata Lazzarani. “Saya sudah mengatakannya berkali-kali: ini adalah kelaparan yang disebabkan oleh manusia dan ancaman kelaparan yang masih bisa dihindari.”
Pimpinan UNRWA menekankan bahwa pemerintah “Israel” “harus mengizinkan pengiriman bantuan makanan dalam skala besar ke utara termasuk melalui UNRWA, organisasi kemanusiaan terbesar di Gaza.”
“Sementara itu, anak-anak akan terus meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi dalam pengawasan kami. Hal yang tak tertahankan tidak bisa menjadi hal yang normal baru,” tambah Lazzarini.
All our food convoys have been denied access to North #Gaza this week. With unimpeded access this man made starvation can still be averted. https://t.co/5hVpp2gKEr
— Philippe Lazzarini (@UNLazzarini) March 23, 2024
Bertindak untuk menyelamatkan nyawa
Program Pangan Dunia (WFP) juga menegaskan kembali perlunya “penghentian segera agresi” serta “akses penuh bagi organisasi bantuan untuk menjangkau seluruh penduduk sipil.”
“Deklarasi #kelaparan berarti sudah terlambat. Kita harus bertindak sekarang untuk menyelamatkan ribuan nyawa,” kata organisasi kemanusiaan terbesar di dunia tersebut di X.
Saat berkunjung ke penyeberangan Rafah di sisi Mesir pada Sabtu (23/3), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa antrean panjang truk yang diblokir adalah “kebiadaban moral.”
Guterres dilaporkan mengatakan “Israel” harus memberikan “komitmen kuat” untuk akses terhadap bantuan kemanusiaan sambil memperbarui seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan.
“Dari persimpangan ini, kita melihat betapa patah hati dan tidak berperasaannya. Antrean panjang truk bantuan dihadang di satu sisi gerbang, dan bayangan panjang kelaparan di sisi lain,” katanya.
Kunjungan Guterres terjadi ketika “Israel” menghadapi tekanan global untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, di tengah meluasnya kelaparan di wilayah kantong yang terkepung itu.
Kampanye kelaparan yang disengaja
Pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, Michael Fakhri, mengatakan awal bulan ini “Tidak ada keraguan bahwa ini adalah genosida dan ini adalah kampanye kelaparan yang disengaja oleh “Israel” terhadap rakyat Palestina di Gaza.”
Setidaknya 15 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
“Ketika perang pecah, kami melihat orang-orang mengalami kelaparan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami belum pernah melihat komunitas mana pun yang mengalami kelaparan secepat ini. Sekarang yang kita lihat adalah kelaparan. Anak-anak meninggal karena gizi buruk dan dehidrasi,” kata Fakhri.
“Kami belum pernah melihat anak-anak mengalami malnutrisi secepat ini dalam konflik apa pun dalam sejarah modern,” tambahnya. “Kami melihat anak-anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, ini adalah tahap yang mengerikan.” (zarahamala/arrahmah.id)