JAKARTA (Arrahmah.com) – Depan Markas Besar (Mabes) Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (11/6) siang dipenuhi massa. Ratusan orang yang terdiri dari beberapa elemen Islam menggelar unjuk rasa di depan Markas Besar Kepolisian.
Mereka terdiri dari elemen Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT), Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), dan Gerakan Reformis Islam (GARIS). Mereka menyuarakan tuntutan Bubarkan Densus dan rehabilitasi nama ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Aksi ini dilakukan setelah beberapa waktu yang lalu, Densus 88-Anti Terorisme (D88-AT) menggerebek sekretariat JAT Jakarta di Pasar Minggu. Dalam penggerebekan itu ditangkap beberapa aktivis JAT, termasuk ketua JAT Jakarta ustadz Haris Amir Falah. Mereka dituduh terlibat jaringan teroris Aceh. Polri juga sempat menutup sekretariat itu.
Aksi dilakukan dengan longmarch. Setelah sholat Jum’at mereka berkumpul di Masjid Agung Al Azhar. Pukul 13.00 WIB, mereka mulai berjalan menuju Mabes Polri. Dengan membentangkan spanduk dan mengucapkan yel-yel “Bubarkan Densus”.Massa membentangkan spanduk dan poster di depan Mabes Polri. Tulisan-tulisan yang dibentangkan antara lain ‘Bubarkan Densus’, ‘Tolak Rekayasa Terorisme’, dan ‘Polri Jangan Jadi Agen AS’.
Para perwakilan dari beberapa elemen bergantian untuk berorasi. Antara lain Ustadz Hasyim Yahya, Munarman dan Muhammad Khottot. Dalam orasinya, mereka menuntut agar aktivis JAT yang ditangkap beberapa waktu lalu dibebaskan. Mereka menilai anggota JAT yang ditangkap itu bukanlah anggota teroris. Ada beberapa tuntutan yang mereka tekankan. Antara lain, Rehabilitasi nama ustadz Abu Bakar Ba’asyir, buka kembali markaz JAT yang disegel polisi, dan bubarkan Densus 88-Anti Terorisme (D88-AT).
Mereka menganggap cara penangkapan, penembakan dan penahanan orang-orang yang masih diduga teroris tidak prosedural dan melanggar Hak Azasi Manusia (HAM). Terbukti dari 2 jenazah (baru saja dimakamkan) yang selama sebulan terkatung-katung di Rumah Sakit tidak diketahui identitasnya. Tuduhan atau perbuatan apa yang bisa dilekatkan pada mereka kalau mereka adalah teroris.
Aksi ini mendapat penjagaan yang cukup ketat dari pihak kepolisian. Sekitar seratusan anggota polisi lengkap dengan helm berjaga-jaga mengelilingi para pengunjuk rasa. Sementara itu, tampak tameng polisi dipersiapkan di belakang barisan polisi.Beberapa perwakilan aksi diterima oleh pihak polisi. Tampak Wakadiv Humas Polri, Zaenuri Lubis menemui mereka.
Setelah perwakilan keluar dari Mabes Polri, salah satu dari mereka naik ke tempat orasi dan mengatakan hasil perbincangan dengan Zaenuri Lubis, tentang isu akan adanya penangkapan terhadap ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Bahwa Zaenuri Lubis belum mendengar, baik dari pihak kepolisian ataupun Densus 88.
Aksi ini juga diikuti anggota JAT kota Surakarta yang berangkat sehari sebelumnya ke Jakarta menggunakan satu bus. (muslimdaily)