SYDNEY (Arrahmah.com) – Polisi sedang menyelidiki surat Islamofobia yang ditemukan di ruang shalat Universitas Sydney yang merupakan aksi Islamofobia kelima yang terjadi dalam tiga bulan ini.
Siswa Muslim yang tiba di ruangan itu pada Senin pagi (22/2/2016) mendapati lemari-lemari telah kosong dan sampah berserakan di lantai, seperti yang dilaporkan surat kabar kampus Honi Soit, sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Rabu (24/2).
Sebuah surat ditemukan di pintu ruang shalat berisi penghinaan kepada Islam.
Ketika polisi memeriksa ruang shalat itu pada Senin (21/2) mereka tidak menemukan tanda-tanda bahwa ruang shalat itu dibobol paksa, dan juga tidak ada yang telah dicuri, Honi Soit melaporkan. Surat itu diambil untuk diuji sidik jarinya.
Petugas kembali ke kampus pada Selasa (24/2) untuk memeriksa rekaman dari kamera keamanan di koridor gedung kampus.
Menurut polisi, pelaku masuk dengan bebas ke mushola itu karena tidak pernah dikunci. Polisi juga menyelidiki kamera pengawas di kampus tersebut.
“Hal ini sangat sering terjadi sehingga saya harus memeriksa dengan pihak keamanan kampus sebelum masuk. Saya tahu mushola ini sebelumnya sudah beberapa kali dimasukkan sampah,” kata Samiha Elkheir, mahasiswa di kampus itu kepada Honi Soit.
Ruang shalat tersebut telah mengalami vandalisme sebanyak lima kali sejak 11 Desember lalu.
Aksi Islamofobia tidak hanya ditunjukkan dengan pengrusakan. Pada 10 Februari lalu, ditemukan grafiti yang berisi penghinaan terhadap Islam di jalanan Universitas Sydney.
Dua bulan lalu, kasus Islamofobia juga terjadi di Universitas Perth berupa kepala babi yang diletakkan di toilet dekat mushola kampus.
Hal serupa juga dialami oleh Masjid Ibrahim di Perth. Pada November 2014, kepala, perut dan usus babi dilempar ke masjid tersebut.
Seminggu sebelumnya Masjid Ar-Rukun di Rockhingham disiram dengan cat putih di pintu depannya. Warga Muslim di daerah itu mengatakan bahwa jendela masjid tersebut sebelumnya juga telah dirusak.
(ameera/arrahmah.com)