INGGRIS (Arrahmah.com) – Universitas Exeter menetapkan sebuah referendum untuk memboikot produk-produk penjajah “Israel”. Sebanyak 1.040 mahasiswa memberikan suara dalam referendum tersebut, jumlah pemilih tertinggi dalam sejarah referendum politik universitas, dengan 86% suara yang mendukung, lapor PNN.
Dukungan yang luar biasa untuk referendum itu sangatlah berarti mengingat sifat historis konservatif universitas ini. Hasilnya menunjukkan momentum pertumbuhan di belakang gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi atau Boycott, Divestment and Sanction (BDS), di Inggris dan dunia internasional.
Keputusan itu menyusul seruan masyarakat sipil Palestina tahun 2005 untuk kampanye BDS terhadap “Israel”, yang ditujukan pada menekan pemerintah “Israel” untuk menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia. Aksi ini juga bertujuan untuk membawa Universitas Exeter sejalan dengan Persatuan Nasional Mahasiswa dan peraturan Uni Eropa baru-baru ini berkaitan dengan barang yang diproduksi di pemukiman ilegal “Israel”.
Seorang sejarawan terkenal dan professor Universitas Exeter IlanPappé mengungkapkan pujian bagi penyelenggara kampanye ini. “Saya mengucapkan selamat kepada sekelompok mahasiswa yang menjalankan kampanye ini,” katanya. “Ini baru permulaan.”
Sebuah lonjakan dalam kegiatan BDS telah terjadi sejak awal tahun ini, ketika “Israel” meluncurkan serangan terbaru di Jalur Gaza. Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), 2189 warga Palestina terbunuh selama 50 hari serangan, termasuk 513 anak-anak.
Pertahanan Pendidikan Exeter Marcel Golten mengatakan, “Suara ini mencerminkan kerja keras mereka yang berkampanye untuk mendukung referendum ini dan juga pentingnya masalah ini untuk mahasiswa. Pertahanan Pendidikan Exeter mengakui hal ini sebagai langkah konkret menuju perdamaian yang adil di Palestina dan “Israel”. Kami berharap untuk mendukung kampanye masa depan untuk tujuan ini.”
Francesco Amoruso, anggota dari kampanye pro-boikot ini, menjelaskan, “Dalam kejelasan Proses Perdamaian yang telah gagal selama puluhan tahun, kami percaya bahwa BDS adalah cara masyarakat sipil yang paling efektif untuk mendorong perdamaian dan persamaan hak bagi semua. Kami menghimbau semua orang menyadari untuk bergabung dengan kami dalam upaya ini. “
(banan/arrahmah.com)