INDIA (Arrahmah.com) – Syed Salahuddin, pemimpin Hizbul Mujahidin, membuat jelas untuk India bahwa UJC tidak akan menoleransi tindakan India apapun yang ingin memerangi Pakistan. Ini merupakan pertanda baik karena menunjukkan bahwa mujahidin ini ingin melanjutkan perkelahian, sekalipun jika India melemparkan mereka hingga perbatasan. Namun, kami tidak mengetahui banyak informasi mengenai UJC atau aktivitas mereka di Kashmir.
Berita ini kami ambil dari The International New
ISLAMABAD – United Jihad Council (UJC), Rabu (3/12) menawarkan dukungan penuh untuk Pakistan dalam skenario yang dibalut dengan perang, yang dipercaya tidak mungkin dilakukan. Tetapi mujahidin Kashmir akan membuktikan bahwa mereka mampu menjadi penyerang.
Pemimpin UJC, Syed Salahuddin, mengatakan bahwa India sedang berusaha menyembunyikan kelemahan-kelemahan dirinya sendiri dengan menyalahkan Pakistan atas penyerangan Mumbai, padahal aparat keamanannya yang telah gagal mencegah peristiwa itu.
Komandan UJC, yang membawahi 19 kelompok di Kashmir, memprediksikan akan terjadi serangan seperti yang terjadi di Mumbai tak lama lagi, jika New Delhi tidak meninjau ulang kebijakannya dari perang melawan minoritas di India dan tempat-tempat pemujaan mereka.
Mereka membangun rumah-rumah dengan mengambil hak minoritas, terutama muslim. Pemimpin India dengan sia-sia berusaha mengambil perhatian masyarakat internasional dengan permasalahan yang mereka ciptakan sendiri.
Mengenai kemungkinan terjadinya perang antara Pakistan dan India, pejuang Kashmir tidak melihat kemungkinan lain dari konfrontasi militer antara kedua Negara, dan mengatakan di jaman modern seperti sekarang, dengan teknologi yang canggih, Islamabad dan New Delhi masing-masing memiliki kemampuan nuklir dan misil.
“Kami tidak meramalkan India akan melakukan tindakan bodoh, tetapi jika itu terjadi, pejuang-pejuang Kashmir akan memperlihatkan apa yang mereka mampu. Dunia akan melihat bahwa kami akan memberi pelajaran untuk musuh,” ia menyatakan.
Salahuddin percaya bahwa peristiwa Mumbai berasal dari masyarakat Pribumi, sebagai kampanye untuk membuat kebijakan perang melawan teroris di waktu mendatang.
“Apa yang India saksikan minggu lalu adalah hanya sebuah reaksi atas kebijakan India yang menekan, melakukan pembantaian, membakar tempat-tempat ibadah dan menempatkan rumah-rumah / kekayaan India di atas hak kaum minoritas. Dengan satu alasan absurd, bahwa minoritas melakukan terror sepanjang tahun,” ujar Salahuddin.
Dia menolak pernyataan India yang menyalahkan Pakistan atau organisasi lainnya yang berada di balik serangan dan mengatakan negeri tetangga tidak punya cukup bukti untuk memperkuat pernyataan ini. “Itu sudah menjadi kebiasaan mereka menyalahkan Pakistan atas semua hal yang salah,” ia menambahkan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah penyerangan minggu lalu memberikan dampak terhadap pergerakan di Kashmir. Salahuddin menjelaskan bahwa perjuangan mereka adalah sah dan memiliki dasar dalam resolusi PBB. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)