DAMASKUS (Arrahmah.com) – Jumlah anak yang terkena dampak perang di Suriah menjadi dua kali lipat lebih sejak tahun lalu, dengan ratusan ribu pemuda Suriah terjebak dalam wilayah yang terkepung di negara itu, kata UNICEF, Senin (10/3/2014), lansir Reuters.
“Setelah tiga tahun konflik dan kekacauan, Suriah sekarang merupakan salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk anak-anak,” kata laporan UNICEF. “Dalam ribuan orang yang meninggal, banyak anak-anak telah kehilangan nyawa dan anggota tubuh mereka (cacat), bersama dengan hampir setiap aspek dari masa kanak-kanak mereka.”
“Mereka telah kehilangan ruang kelas dan guru, saudara-saudara, teman, perawat, rumah dan stabilitas,” kata laporan UNICEF. “Alih-alih belajar dan bermain, banyak diantara mereka yang dipaksa bekerja, direkrut untuk melawan.”
Jumlah anak-anak Suriah yang terkena dampak konflik sejak Maret 2013 berjumlah dua kali lipat, UNICEF memperkirakan ada sekitar 2,3 juta anak muda Suriah yang terkena dampak perang.
Jumlah anak-anak pengungsi di dalam wilayah Suriah telah meningkat menjadi hampir 3 juta dari 920.000 tahun lalu. Sementara itu, UNICEF mengatakan bahwa jumlah pengungsi anak telah meningkat menjadi 1,2 juta dari 260.000 sejak tahun lalu, 425.000 diantaranya berusia di bawah 5 tahun.
“Penurunan akses anak-anak Suriah ke pendidikan sangat mengejutkan,” kata laporan itu. “Sekarang ini, hampir 3 juta anak-anak di Suriah dan negara-negara tetangga tidak dapat pergi ke sekolah secara teratur. Itu sekitar setengah dari populasi anak usia sekolah Suriah.”
UNICEF mengatakan ada 323.000 anak-anak di bawah usia 5 tahun berada dalam wilayah Suriah yang terkepung, atau berada di wilayah yang sulit bagi para pekerja bantuan kemanusiaan untuk mengaksesnya.
Laporan UNICEF datang setelah Save the Children, sebuah kelompok advokasi internasional yang mempromosikan hak-hak anak, mengeluarkan pengkajian tentang ambruknya sistem kesehatan Suriah.
Laporan UNICEF mengatakan bahwa anak-anak Suriah sedang dipaksa untuk tumbuh lebih cepat daripada anak-anak lain seusianya. Satu dari 10 anak-anak pengungsi Suriah sekarang bekerja, sementara satu dari setiap lima perempuan Suriah di Yordania dipaksa untuk menjalani pernikahan dini.
“Perang ini harus diakhiri, sehingga anak-anak dapat kembali ke rumah mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka dengan aman bersama dengan keluarga dan teman-teman mereka,” kata direktur UNICEF Anthony Lake. “Ini tahun ketiga kehancuran bagi anak-anak Suriah, dan ini harus menjadi yang terakhir.”
(ameera/arrahmah.com)