JENEWA (Arrahmah.com) – Lebih dari satu juta anak Suriah berada dalam risiko besar jika terjadi serangan militer oleh rezim Asad di provinsi Idlib yang dikuasai oleh pejuang Suriah, badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan pada Jum’at (31/8/2018).
Manuel Fontaine, direktur program darurat UNICEF mengatakan bahwa pihaknya telah membuat rencana darurat termasuk menyediakan air bersih dan pasokan nutrisi untuk skeitar 450.000 sampai 700.000 orang yang dapat melarikan diri dari serangan, lansir MEMO.
Diperkirakan 2,9 juta orang yang tinggal di wilayah utara Idlib, setengah dari mereka merupakan pengungsi dari wilayah lain di Suriah.
“Lebih dari satu juta anak…. Ketika kalian mendengar semacam retorika militer tentang serangan dan semuanya, saya pikir penting untuk mengingat bahwa ini bukan hanya melawan sekelompok orang bersenjata,” ujar Fontaine kepada Reuters di Jenewa.
“Sebenarnya terdapat sejumlah besar perempuan dan anak-anak yang tidak terkait, dan pria lanjut usia dan lainnya,” ujarnya berbicara setelah mengadakan pembicaraan di Damaskus pekan ini dengan wakil menteri luar negeri rezim Suriah Faisal Mekdad.
Daerah Idlib dan sekitarnya adalah kantong besar terakhir yang masih dikendalikan oleh pejuang Suriah yang menentang Bashar Asad. Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Bashar Asad sedag mempersiapkan serangan untuk merebut kembali provinsi itu.
Utusan khusus PBB Staffan de Mistura telah meminta Rusia, Iran dan Turki untuk mencoba menunda pertempuran dan menyerukan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Banyak keluarga Suriah di Idlib yang telah mengungsi beberapa kali, dievakuasi saat garis depan berganti, ujar Fontaine.
“Ada beberapa anak yang telah mengungsi tujuh kali, pergi dari satu tempat ke tempat lain. Itu berarti mekanisme penanggulangan dan ketahanan mereka sangat terkuras saat ini, sehingga mereka sangat rentan. Itu menjadi perhatian utama.” (haninmazaya/arrahmah.com)