RAKHINE (Arrahmah.com) – Badan anak-anak PBB, UNICEF, telah meminta pemerintah Myanmar untuk membebaskan anak-anak Rohingya yang ditahan saat kampanye militer menyapu negara bagian Rakhine.
Lebih dari 600 orang ditangkap dalam kampanye militer menargetkan ummat Islam Rohingya. Operasi itu diluncurkan setelah serangan mematikan di pos polisi pada Oktober lalu, lansir Daily Sabah pada Ahad (9/4/2017).
Muslim Rohingya yang berhasil melarikan diri ke Bangladesh memberikan keterangan kepada penyelidik PBB bahwa penyiksaan dan kekurangan makanan terjadi di dalam penjara. Anak-anak di bawah umur termasuk di antara tahanan.
Direktur Eksekutif UNICEF telah memberi rincian kepada Aung san Suu Kyi, pemimpin Myanmar, bahwa belasan anak ditahan di penajara Buthidaung.
“Ada beberapa anak yang ditahan di penjara,” ujarnya kepada AFP pada akhir perjalanan singkat ke Myanmar.
“Setiap anak yang ditahan adalah masalah bagi kami.”
Penerima nobel Suu Kyi dan panglima militer Myanmar keduanya mengakui bahwa ada masalah namun tidak membuat komitmen untuk pembebasan mereka, tambahnya.
Juru bicara pemerintah, Zaw Htay menolak untuk memberikan komentar.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah setuju untuk mengirim misi ke Myanmar untuk menyelidiki tuduhan bahwa tentara dan polisi Myanmar telah memperkosa, membunuh dan menyiksa Muslim Rohingya dalam kampanye militer mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)