HOMS (Arrahmah.com) – Propinsi Homs merupakan propinsi di Suriah yang paling berat mendapatkan pengepungan dan bombardir brutal pasukan rezim Nushairiyah Suriah. Sampai saat ini lebih dari lima bulan penuh pengepungan ketat dan bombadir darat dan udara menghujani penduduk muslim di propinsi tersebut.
UNICEF menyatakan pada Jum’at (1/2/2013) bahwa 420 ribu warga Suriah di propinsi Homs memerlukan bantuan “mendesak”, di mana setengah dari mereka adalah anak-anak.
Laporan tersebut mengutip Mr Mark Tshinno, seorang spesialis UNICEF yang merupakan bagian dari delegasi PBB mengatakan: “Anak-anak adalah pihak yang paling dirusak, mereka menunjukkan tanda-tanda stres dan kecemasan, untuk sebagian besar anak-anak yang berhasil saya temui. Oleh karena itu perlu memberikan bantuan kepada jumlah terbesar anak-anak, dengan dukungan yang mereka butuhkan guna menghadapi trauma yang mereka alami.”
Pernyataan UNICEF itu menambahkan: “Ada hampir 700 ribu anak yang tersebar di kabupaten-kabupaten yang rusak karena konflik. Dari mereka terdapat sekitar 635 ribu anak yang harus meninggalkan rumah mereka, di samping anak-anak yang kembali ke rumah mereka dan perumahan keluarga mereka.”
Pernyataan itu mengatakan bahwa lebih dari 200 sekolah hancur karena konflik yang berkepanjangan. Sementara itu lebih dari 65 sekolah digunakan untuk melindungi anak-anak terlantar dan keluarga mereka.
Bombardir pesawat tempur, helikopter tempur, artileri berat dan tank rezim Nushairiyah Suriah telah menjadikan propinsi Homs sebagai kuburan bagi ribuan warga sipil. Setiap kali mujahidin FSA mundur dari sebuah desa atau kota di Homs karena keterbatasan senjata dan amunisi, pasukan rezim Suriah selalu melakukan pembantaian biadab terhadap ribuan warga desa dan kota tersebut. (muhib almajdi/arrahmah.com)