SANA’A (Arrahmah.com) – Setidaknya 12 juta anak-anak di Yaman yang dilanda perang membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, ungkap UNICEF, sebuah badan PBB yang menangani masalah anak-anak, pada Selasa (19/11/2019).
“Yaman menjadi salah satu negara terburuk untuk anak-anak di dunia. Berlanjutnya konflik berdarah dan meningkatnya krisis ekonomi di Yaman membuat sistem pelayanan sosial dasar di seluruh negeri di ambang kehancuran, hal ini tentu sangat berbahaya bagi anak-anak,” kata Sarah Bisolo, perwakilan UNICEF di Yaman, lansir Daily Sabah.
“Mereka yang bertanggung jawab, termasuk pihak berwenang Yaman, belum memenuhi janji dan komitmen mereka untuk menjaga dan memenuhi hak bagi anak-anak,” tambahnya.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Syiah Houtsi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sana’a.
Krisis meningkat pada tahun 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan serangan udara mematikan yang bertujuan untuk mengalahkan pemberontak Syiah Houtsi.
Menurut PBB, sejak saat itu puluhan ribu warga sipil Yaman, termasuk anak-anak tak berdosa, terbunuh akibat konflik yang semakin memanas dan tak kunjung usai.
Perang, yang hingga kini masih berlangsung, mengakibatkan Yaman mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Hampir 80% penduduk yang berjumlah sekitar 24 juta orang, membutuhkan bantuan dan perlindungan di Yaman, ungkap laporan Amerika Serikat.
Data AS juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 sebanyak 729 anak-anak Yaman terbunuh atau terluka. Sedangkan Save The Children melaporkan bahwa pada bulan Maret saja sebanyak 37 anak-anak Yaman menjadi korban. (rafa/arrahmah.com)