GENEWA (Arrahmah.com) – Pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa kerja sama internasional dinilai sangat fundamental dalam menindak “terorisme” karena isu yang pertama kali digembar-gemborkan oleh AS pasca 11 September itu merupakan “gerakan yang akan mendunia secara alami”, seperti dilansir Xinhua pada Rabu (8/9/2010).
“Uni Eropa menganggap terorisme sebagai sebuah kejahatan yang harus dicegah, ditindak, dan ditangani sesuai dengan aturan dan prosedur hukum pidana,” kata Jan Grauls, perwakilan Belgia di UE dalam pertemuannya dengan Majelis Umum PBB untuk meninjau kebijakan strategi kontra-terorisme terbaru PBB.
UE merasa kecolongan beberapa kali oleh serangan “teror” yang terjadi di negara-negara di Eropa. Oleh sebab itu, menurut UE merasa perlu untuk membidik organisasi-organisasi yang memiliki potensi melahirkan aksi “terorisme”.
Menurut Grauls, Uni Eropa saat berusaha mengembangkan kebijakan kerja sama pada tingkat operasional.
“Uni Eropa akan tetap menjadi pendukung utama tegaknya hak asasi manusia dan aturan hukum. Kami tetap yakin bahwa kebijakan kontra-terorisme yang efektif dan perlindungan terhadap hak asasi manusia adalah dua hal yang saling mendukung dan berjalan bersamaan, bukan sebaliknya,” kata Grauls.
Sebuah badan PBB yang bertugas menangani “terorisme” pada hari Selasa meluncurkan rencana baru untuk meningkatkan inisiatif untuk melawan “terorisme” yang berkembang pesat di Asia Tengah saat ini.
“Uni Eropa berkomitmen untuk mendukung pendekatan multilateral, bekerja sama dengan organisasi regional, dengan sistem PBB: Majelis Umum, Dewan Keamanan, dan badan-badan khusus,” kata Grauls.
Pertemuan yang berlangsung selama tiga hari untuk meninjau strategi PBB untuk melawan “terorisme” dimulai kemarin (8/9), dengan sekitar 150 peserta, dan diperkirakan akan membahas upaya global untuk memerangi “terorisme”. (althaf/arrahmah.com)