BRUSSEL (Arrahmah.com) – Minggu (1/5/2011), para duta besar negara-negara Uni Eropa (EU) memberikan lampu hijau bagi embargo senjata dan peralatan yang digunakan untuk penindasan, dan langkah itu akan disahkan dalam beberapa hari mendatang.
Negara-negara anggota Uni Eropa (EU) mencapai kesepakatan awal Jumat untuk memberlakukan embargo senjata pada Suriah dan mempertimbangkan langkah-langkah pembatasan lain sebagai tanggapan atas penumpasan protes oleh pemerintah Suriah, kata beberapa diplomat.
Seorang juru bicara Hongaria, yang saat ini mendapat giliran menjadi ketua EU selama enam bulan, mengatakan, persiapan-persiapan bisa dilakukan dengan cepat.
“Negara-negara EU memahami keadaan buruk di Suriah. Kepresidenan menegaskan bahwa secepat mungkin kami akan membahas usulan itu, kami mulai mempersiapkan sanksi-sanksi,” katanya.
Sejak pertengahan Maret, Suriah dilanda protes yang belum pernah terjadi sebelumnya. Protes dilakukan untuk menuntut reformasi besar-besaran di negara yang dikuasai Partai Baath selama hampir 50 tahun itu.
Kamis (28/4), kelompok HAM Suriah Sawasiah mengatakan, pasukan keamanan Suriah membunuh sedikitnya 500 warga sipil dalam penumpasan terhadap “pemberontakan demokratis damai”. Ribuan orang Suriah ditangkap dan puluhan orang hilang setelah demonstrasi menuntut kebebasan politik dan diakhirinya korupsi meletus hampir enam pekan lalu
Pemerintah mengumumkan serangkaian langkah reformasi dalam upaya menenangkan pemrotes, termasuk pembebasan tahanan dan rencana membuat undang-undang baru mengenai media dan perizinan bagi partai politik. (rasularasy/arrahmah.com)