BRUSSELS (Arrahmah.com) – Uni Eropa memberlakukan sanksi pada tiga perusahaan minyak pada hari Jumat (2/12/2011), termasuk perusahaan milik pemerintah Syria Trading Oil (Sytrol) dan General Petroleum Corporation (GPC), sebagai bagian dari tekanan finansial terhadap pemerintah Damaskus yang melakukan tindakan brutal terhadap para demonstran.
Sebuah perusahaan patungan GPC – Al Furat Petroleum Company – juga tercantum dalam daftar perusahaan yang terkena sanksi Jurnal Resmi Uni Eropa, yang disahkan oleh para menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa pada hari Kamis (1/12).
Di dalam daftar sanksi ini pun terdapat beberapa perusahaan media yang memasok peralatan bagi sebuah pusat penelitian yang mendukung penindasan perbedaan pendapat.
Sementara itu, menteri dalam negeri Perancis mengatakan pada Jumat (2/12) bahwa otoritasnya memberikan perlindungan kepada anggota oposisi Suriah yang berbasis di negara itu setelah mereka berada di bawah ancaman.
Claude Gueant, tidak memberikan rincian langkah-langkah keamanan atau sifat ancaman, tetapi ia mengatakan langkah-langkahnya ini akan berpengaruh besar dalam melindungi anggota Dewan Nasional Suriah (SNC).
“Sejumlah ancaman telah muncul dan mengkhawatirkan warga Suriah, terutama tokoh-tokoh oposisi yang tinggal di wilayah kami. Tentu saja beberapa langkah telah diambil untuk menjamin perlindungan warga Suriah ini,” kata Gueant.
“Kami harus melindungi semua orang yang terancam,” katanya, terutama mereka “yang terpanggil untuk memainkan peran dalam pembaharuan demokrasi Suriah,” katanya kepada wartawan.
Pemimpin SNC, Burhan Ghaliun, saat ini berlindung di Paris bersama dengan anggota oposisi Suriah terkemuka lainnya. (althaf/arrahmah.com)