NEW DELHI (Arrahmah.com) – Sebuah masjid telah dibakar di ibu kota India, New Delhi, ketika protes-protes keras berlanjut di kota itu dengan jumlah korban tewas meningkat menjadi 13.
Situs web India The Wire melaporkan bahwa gerombolan yang berteriak “Jai Shri Ram” (pujian untuk Dewa Rama), berkumpul di sekitar masjid yang terbakar di daerah Ashok Nagar di ibu kota pada Selasa (25/2/2020).
Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan massa yang brutal memanjat ke puncak menara Masjid dan mengibarkan bendera.
Media lokal melaporkan bahwa toko-toko di daerah itu juga menjadi sasaran penjarahan oleh massa, lansir Al Jazeera.
Polisi memberlakukan pembatasan pada pertemuan besar di timur laut Delhi ketika muncul laporan tentang pelemparan batu dan pembakaran terhadap bangunan-bangunan di sana.
Sunil Kumar, pengawas medis Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, tempat korban luka dibawa, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 13 orang tewas dalam kekerasan itu, termasuk seorang polisi yang meninggal kemarin.
Seorang pejabat lain di rumah sakit, Rajesh Kalra, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 31 orang, termasuk 10 orang yang terluka parah, diterima pada hari Selasa.
“Sejak kemarin, kami telah menyeru polisi untuk memberlakukan jam malam, untuk mengirim bala bantuan,” Saurabh Sharma, seorang siswa dari daerah yang dilanda kerusuhan yang membawa temannya yang terluka ke rumah sakit, mengatakan kepada AFP.
Anil Mittal, seorang perwira polisi senior, mengatakan sekitar 150 orang terluka dalam kekerasan yang dimulai ketika Presiden AS Donald Trump tiba dalam perjalanan dua hari ke India.
“Beberapa orang yang dibawa memiliki luka tembak,” Rajesh Kalra, pengawas medis tambahan di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, mengatakan tentang kekerasan hari Senin.
Kekerasan baru telah dilaporkan dari daerah berpenduduk Muslim seperti Karawal Nagar, Maujpur, Bhajanpura, Vijay Park dan Yamuna Vihar, sementara batu-batu dilemparkan ke lingkungan seperti Maujpur.
Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengimbau warga untuk menjaga perdamaian setelah pertemuan mendesak para legislator yang baru terpilih di ibu kota.
Kejriwal mengatakan kepada kantor berita ANI bahwa legislator partainya dari daerah yang terkena dampak mengatakan ada “kekurangan parah” personil kepolisian.
Bentrokan meletus pada Ahad (23/2) setelah para pendukung Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), yang disahkan oleh Parlemen Desember lalu, menyerang tempat-tempat protes anti-pemerintah. CAA, yang dijuluki anti-Muslim, telah memicu protes nasional, terutama oleh Muslim.
Kekerasan dimulai sehari setelah pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, Kapil Mishra, memperingatkan para pendemo anti-CAA untuk mengakhiri aksi damai mereka di daerah Jafrabad dan Maujpur di timur laut India.
Pada Senin, polisi menggunakan gas air mata dan granat asap untuk membubarkan kerumunan orang.
Pasar ban terbakar hari Senin, kata Press Trust of India. Sebuah video yang diposting di media sosial menunjukkan kerumunan pria juga meneriakkan “Jai Shri Ram” ketika mereka mengamuk, menurut AFP.
Beberapa kendaraan dan truk pemadam kebakaran dibakar di Jafrabad dan Maujpur ketika polisi memberlakukan perintah larangan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Polisi Tambahan
Mittal, pejabat Kepolisian Delhi, mengatakan pada Selasa bahwa petugas polisi tambahan telah dikerahkan di distrik timur laut Delhi.
Salah satu petugas polisi termasuk di antara mereka yang tewas dalam kekerasan yang meletus tepat sebelum kunjungan perdana Trump ke ibu kota.
Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan pembicaraan pada Selasa di tempat yang terletak beberapa mil jauhnya dari tempat bentrokan terjadi.
Ketegangan di beberapa bagian kota tetap tinggi pada Selasa (25/2) dengan sekolah-sekolah tetap tutup di beberapa daerah, di tengah laporan berita tentang bentrokan baru. Setidaknya lima stasiun metro di kota ditutup.
Beberapa wartawan yang meliput kekerasan juga diserang oleh gerombolan massa yang marah di beberapa tempat.
“Dua rekan kerja saya Arvind Gunasekar dan Saurabh Shukla dipukuli habis-habisan oleh massa di Delhi, mereka berhenti memukuli setelah menyadari bahwa mereka adalah orang-orang Hindu. Benar-benar tercela,” tulis seorang jurnalis senior Nidhi Razdan di Twitter.
Bentrokan Senin adalah di antara yang terburuk yang disaksikan di New Delhi sejak protes terhadap CAA dimulai pada awal Desember. (haninmazaya/arrahmah.com)