TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar pada Rabu (22/1/2020) menyatakan ibu kota Libya, Tripoli, dan daerah sekitarnya sebagai “zona larangan terbang” dan mengancam akan menabrak pesawat sipil, Anadolu melaporkan.
Ahmed Al-Mismari, juru bicara pasukan Haftar, mengatakan di media sosial bahwa pasukannya telah menyatakan daerah terlarang dari Giryan, 120 kilometer (75 mil) dari selatan ibukota, hingga ke kota Terhune, 90 kilometer (56 mil) dari tenggara, dan ke Pantai Tripoli, termasuk Bandara Mitiga di ibu kota.
Dia mengatakan semua pesawat yang melintasi daerah tersebut akan menjadi target “sah”.
Milisi membom Bandara Internasional Mitiga dengan enam rudal Grad Rabu pagi.
Pada 12 Januari, partai-partai di Libya mengumumkan gencatan senjata sebagai tanggapan atas seruan bersama oleh para pemimpin Turki dan Rusia. Namun pembicaraan untuk kesepakatan gencatan senjata permanen berakhir tanpa kesepakatan setelah Haftar meninggalkan Moskow tanpa menandatangani kesepakatan.
Pada Ahad lalu, Haftar menerima persyaratan di Berlin untuk menunjuk anggota untuk komisi militer yang diusulkan PBB dengan lima anggota dari masing-masing pihak untuk memantau implementasi gencatan senjata. (haninmazaya/arrahmah.com)