JAKARTA (Arrahmah.com) – Ummat Islam mengecam sikap aparat keamanan yang bertindak diluar batas dalam menangani para mahasiswa pendemo anti Jokowi di Pekanbaru Riau, Senin (24/11/2014). Saat itu sejumlah polisi dengan sepatu lars-nya masuk menginjak-injak lantai dan karpet musholla demi memukuli para mahasiswa.
Ketua Umum Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) Indonesia, Ferizal El-Mukhtary mengatakan, “Kita bisa bayangkan, bagaimana seorang polisi dengan sepatunya lars-nya masuk mengejar ke Mushola hanya untuk menghajar teman-teman mahasiswa yang menolak Jokowi,” ujarnya kepada arrahmah.com Rabu (26/11/2014).
Kata dia, sebagai alat negara seharusnya, polisi bersikap lebih bijaksana, jangan terprovokasi sampai harus bertindak diluar batas kewajaran di dalam tempat ibadah, karena Mushola juga bagian dari tempat Ibadah kaum Muslim.
“Menurut kami kasus seperti jangan terulang kembali, ini sangat sensitif, melukai rakyat Indonesia, dapat menyulut berbagai persoalan Bangsa kita saat ini,” tegasnya.
Dia mengingatkan, cukuplah tragedi Tanjung Periok menjadi memori pengalaman oleh bangsa ini, karena apapun bentuk kekerasan aparat negara terhadap rakyatnya, adalah bentuk pengingkaran terhadap tugas dan fungsi polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
“Apalagi, kekerasan ini dilakukan di tempat ibadah kaum Muslimin, sebagai salah satu tempat suci mayoritas rakyat Indonesia,” pungkasnya. (azm/arrahmah.com)