Oleh Iis Nawati, pendidikan fisika UPI
(Arrahmah.com) –Sudah dua tahun lebih peperangan di Suriah terus berkecamuk, bahkan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Suriah Bashar Al-Asshad terhadap warganya sendiri semakin menjadi-jadi. Selama kurun waktu 2,5 tahun jumlah korban yang tewas akibat peperangan mencapai 110 ribu orang (Republika.co.id: 2/9/2013).
Kekejaman Basshar Asshad, sang penjagal terlihat semakin jelas ketika bulan Agustus lalu pasukan rezim Asshad mulai membombardir sejumlah kawasan di Ghutah Syarqiyyah dengan roket-roket berhululedak senjata kimia. Ratusan korban mulai membanjiri berbagai rumah sakit sementara di sekitar Al Ghoutah, bahkan para tenaga medis juga dalam keadaan terkena efek senjata kimia itu. (Hidayatullah: 22/9/2013).
Wahai kaum muslimin, itulah yang terjadi, Suriah tanah suci kaum muslimin kini telah berubah menjadi lautan darah manusia. Kekejaman Bashar telah merenggut nyawa-nyawa kaum muslimin yang tidak berdaya. Bashar Asshad dengan bantuan Rusia dan China bahkan Amerika telah membantai kaum muslimin. Namun tampaknya peristiwa ini tidak mampu mengetuk hati kaum muslimin lain kecuali hanya sedikit saja, sama seperti halnya pembiaran Palestina yang dihinakan oleh Yahudi. Maka benarlah sabda Nabi, diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan. Salah seorang sahabat bertanya: apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit. Rasulullah menjawab : jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan. Pasti Allah akan cabut rasa segan yang ada didalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa wahn. ” Kata para sahabat: “Wahai Rasulullah, apa Wahn itu? Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati. ” (H.R. Abu Dawud)
Peperangan yang Bashar lantunkan bukanlah peperangan kemarahan rezim atas rakyatnya sendiri, tetapi peperangan yang jelas-jelas telah menghinakan Islam. Mujahidin dan masyarakat Suriah telah bertekad mengembalikan Islam dalam pelukan negara. Seperti yang dilaporan IHS Jane’s: Kelompok Perlawanan Suriah Menginginkan Khilafah, Studi baru oleh IHS Jane’s, sebuah konsultan pertahanan, menyatakan kelompok perlawanan yang didominasi kelompok-kelompok Islam yang menginginkan Khilafah (sindikasi.net: 19/09/2013). Namun yang terjadi malah Bashar Asshad membantai mereka dengan amat keji. Panji-panji Allah yang mereka kibarkan di Suriah serta takbir-takbir yang mereka lantunkan telah membuat Amerika, Rusia dan antek-anteknya mengalami ketakutan siang dan malam. Ketakukan akan kebangkitan Islam di bumi Syam. Sehingga dengan interverensi Amerika, Rusia dan antek-anteknya Bashar Al-Asshad leluasa membantai kaum muslimin Suriah satu persatu.
Wahai kaum muslim, Suriah kini telah berkecamuk, namun kapankah kalian akan marah? Darah kaum muslim telah tertumpah dimana-mana. Bukankah Rasulullah telah bersabda bahwa umat ini adalah satu tubuh, tetapi kenapa Indonesia, Arab Saudi dan negeri-negeri kaum muslim lainnya hanya diam membisu atas pembantaian yang terjadi. Dengan apakah kalian akan marah?
Wahai kaum muslim, lupakah kalian? dahulu kalian dengan gagahnya mengalahkan kaum Salibis yang hendak menghancurkan Islam dan para pengikutnya, dahulu dengan beraninya mengusir kaum Mongol yang hendak memporak-porandakan Islam dan para pengikutnya. Namun kini umat muslim tidak lagi berdaya terhadap penyiksaan, pembunuhan terhadap kaum muslimin dan pembantai terhadap kaum muslimin dan penghinaan terhadap Islam. Ketidakberdayaan ini terjadi karena telah hilang kekuatan kaum muslimin, kekuatan yang menjaga Islam dan para pengikutnya, yaitu Khilafah Islamiyah. Imam al-Ghazali telah berkata,
Agama ( Islam ) dan kekuasaan adalah saudara kembar, agama adalah asas dan kekuasaan adalah penjaganya maka sesuatu yang tidak ada asas akan hancur, dan sesuatu yang tidak dijaga pasti hilang. (Imam al-Ghazali)
Sejarah telah membuktikan bahwa betapa luar biasanya penjagaan Islam kepada setiap tetesan darah manusia, kisah heroik yang paling termahsyur adalah kisah seorang Khalifah Al-Mu’tashim Billah, dengan gagah beraninya dirinya membentangkan pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki) setelah mendapatkan laporan tentang pelecehan seorang muslimah yang dilecehkan oleh kaum Romawi.
Hanya dengan Khilafah Islamiyah saja kaum muslimin akan memiliki kekuatan seperti itu, mampu membebaskan Suriah, Palestina dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya. Tidak ada pilihan bagi kita untuk berdiam diri, bergerak atau diam maut tetaplah akan menghampiri kita, namun sanggupkah jika kelak kita berdiri di depan Tuhan kita dan memberikan alasan kenapa kita tidak marah ketika saudara kita di bantai dengan bengis. Maka dari itu, bergeraklah wahai saudaraku, bergerak untuk melakukan perubahan di tengah-tengah masyarakat, bergerak bersama-sama menyadarkan akan pentingnya mengembalikan Islam ke dalam pangkaun kehidupan kita.
(arrahmah.com)