KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin Gerakan Perlawanan Rakyat kota Suez, syaikh Hafizh Salamah menegaskan bahwa ia akan memimpin rombongan kaum muslimin di Mesir beberapa waktu mendatang untuk berangkat memperkuat mujahidin di Homs.
Sementara itu Jama’ah Islamiyah Mesir dan sayap politiknya, Partai Pembangunan dan Pertumbuhan, mengecam keras sikap Liga Arab dalam menghadapi pembantaian warga sipil muslim Suriah oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Meski pembantaian telah berjalan selama setahun seiring usia revolusi rakyat Suriah, Liga Arab tidak melakukan aksi nyata apapun untuk menghentikannya. Jama’ah Islamiyah Mesir menuntut pengiriman senjata dan logistic untuk memperkuat tentara kebebasan Suriah yang pro revolusi rakyat, demikian dilaporkan oleh harian Al-Wafd, Ahad (18/3/2012).
Jama’ah Islamiyah Mesir menuntut Liga Arab segera mengirimkan senjata dan logistik ke Homs dan Himah untuk mendukung sepenuhnya revolusi Suriah. Langkah itu sudah seharusnya segera diambil mengingat Rusia, China, dan Iran telah mendukung sepenuhnya aksi pembantaian yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Sikap Jama’ah Islamiyah Mesir itu ditegaskan dalam konferensi rakyat yang digelar oleh jama’ah dan sayap politiknya dalam rangka dukungan kepada rakyat muslim Suriah setelah setahun berjalannya revolusi. Jama’ah juga menuntut diplomasi Arab dan Mesir untuk segera membekukan hubungan diplomasi dengan Suriah, mengusir dubes Suriah di Kairo, dan secara bertahap mengeluarkan Suriah dari Liga Arab. Selain itu, Jama’ah juga menuntut Bashar Asad dan para petinggi pemerintahannya diadili oleh Liga Arab dan Mahkamah Internasional.
Lebih dari 10 ribu rakyat propinsi Ismailiyah dan anggota Jama’ah hadir dalam konferensi itu. Konferensi dipimpin oleh tokoh-tokoh Jama’ah yang telah memilih jalan perjuangan politik parlementer seperti syaikh Thariq Zamr, Abud Zamr, Ashim Abdul Majid, Shafwat Abdul Ghani, Uzamah Ruysdi, Hafizh Salamah, dan Dr. Aisyah Atha.
Tokoh-tokoh teras Jama’ah lainnya yang konsisten berjuang lewat jalur jihad masih mendekam di penjara, seperti syaikh Umar Abdurrahman, Musthafa al-Islambuli, dan Rifa’i Ahmad Thaha. Sementara tokoh jama’ah yang berada di luar penjara menyatakan bergabung dengan Al-Qaeda sejak 2007, dipimpin oleh syaikh Muhammad Khalil Hakayimah.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)