BEKASI (Arrahmah.com) – Umat Islam dari berbagai elemen di Kranggan, Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi hari ini, Sabtu, (11/05) menggelar aksi menolak pembangunan Gereja Katolik St. Stanislaus Kostka di Kranggan Jatisampurna.
Menurut KH Athaillah, salah seorang ulama dan tokoh masyarakat di Kranggan, aksi penolakan pembangunan gereja tersebut karena warga yang beragama nasrani di wilayah tersebut hanya 2 orang.
“Kenapa kita tolak (pembangunan gereja, red), karena disitu memang bukan habitat mereka,” ujar Kyai Athaillah.
Ulama kharismatik ini pun mempertanyakan kebijakan pihak pemerintah Kota Bekasi melalui walikota Bekasi Rahmat Effendi, yang justru meresmikan acara peletakan batu pertama pembangunan gereja tersebut.
“Ini yang disayangkan oleh para ulama dan sesepuh masyarakat Kota Bekasi ialah kenapa pihak pemerintah malah meresmikan pendirian gereja, Ini sangat mengiris hati kami,” ujar nya tegas.
Sementara itu, beliau juga menyatakan bahwa memang harus disadari bahwa kondisi kesadaran keislaman di wilayah tersebut masih sangat kurang, sehingga masyarakat yang lemah imannya gampang terbujuk dengan iming-iming pembagian sembako, pembagian uang, bahkan ada warga setempat yang diberi sepeda motor agar mau menandatangani persetujuan pembangunan gereja.
Aksi ini diikuti oleh umat Islam dari berbagai elemen, diantaranya dari FUI, FPI dan majlis-majlis ta’lim se-Jatisampurna Bekasi.
Setelah melakukan orasi yang digelar di panggung aksi di lapangan depan makam Kranggan Jatisampuna, Bekasi. Massa melanjutkan aksi damai tersebut dengan melakukan longmarch ke depan lokasi pembangunan gereja dan dilanjutkan ke Kelurahan Jatisampurna.
(fajar-annajah/arrahmah.com)