BEKASI (Arrahmah.com) – Ribuan umat Islam dari berbagai ormas Islam Bekasi menghadiri tabligh akbar di Masjid Al Azhar Jaka Permai Bekasi, Jawa Barat. Tabligh akbar ini masih satu rangkaian kegiatan Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) I yang berlangsung pekan kemarin (20/7), di Hotel Bunga Karang.
”Agenda tabligh akbar ini salah satunya sosialisasi hasil dari KUIB I,” kata Kanti Prajogo, Ketua Panitia Pelaksana.
Hasil-hasil KUIB berupa rekomendasi ini dibacakan oleh KH. Murhali Barda, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya. Salah satu poin penting rekomendasi KUIB adalah mendesak Pemkot dan Pemkab Bekasi menjadikan visi daerah menjadi ”Bekasi Sebagai Kota Syuhada dan Bersyariah”.
Selain itu untuk menjaga akidah umat dari pemurtadan, KUIB merekomendasikan membentuk posko antipemurtadan di seluruh kelurahan di Bekasi.
KUIB juga membentuk presidium berjumlah sembilan orang dari berbagai elemen umat Islam Bekasi. Kanti menjelaskan bahwa presidium yang diketuai oleh KH. Amin Noer dari Ponpes Attaqwa ini bertugas menjalankan amanah Kongres.
”Presidium diamanatkan untuk mencari solusi panduan kepemimpinan umat, serta bersinergi, agar segala persoalan semakin mudah teratasi,” jelas Kanti dalam sambutannya.
Dalam tabligh akbar ini hadir beberapa tokoh Islam untuk berorasi, seperti, KH. Ahmad Salimin Dani (Ketua DDI Bekasi), Abu Deedat Syihabuddin (Ketua Tim Fakta), KH. Muhammad Al Khaththat (Sekjen FUI Pusat), dan KH Madrais Hajar (Ketua MUI Kabupaten Bekasi).
Para tokoh-tokoh Islam tersebut dalam orasinya seragam menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan umat dalam membendung arus permurtadan yang semakin gencar.
”Penyakit umat Islam itu mudah digosok-gosok, mudah dipecah belah. Untuk itu umat Islam jangan mau digosok-gosok oleh pihak mana pun, sekali pun itu Presiden,” kata Al Khaththath dalam orasinya. [syaf/hidayatullah.com]