JAKARTA (Arrahmah.com) – Biasanya kita sering melihat dalam sidang-sidang di DPR, anggota dewan melakukan Walk out, tapi yang menarik seorang pengurus MUI Umar Shihab walk out, ketika seorang pakar Syi’ah Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Farid Ahmad Okbah membongkar dan memberikan bukti-bukti kesesatan Syiah di tanah air dalam agenda silaturahim MIUMI ke kantor MUI pusat.
“Syiah tidak boleh dbiarkan karena jika dibiarkan tumbuh besar akan merusak akidah ahlus sunnah di Indonesia,” Katanya kepada arrahmah.com di kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi 51, Jakarta, selasa (27/3).
Ustadz Farid juga mengungkap gerakan Syiah di Indonesia yang makin agressif dan massif ditengah-tengah umat Islam.
“Di Islamic Book Fair kita bisa temukan buku-buku Syiah ada 800 judul,” kata Ustadz Farid sembari menunjukkan sampul buku-buku Syiah yang beliau maksud.
Bukan hanya melalui buku atau pemikiran, Syiah juga telah menggunakan pemerintah untuk memuluskan agendanya. Buktinya, “Di Bandung saat akan ada seminar yang membahas soal Syiah, polisi setempat menekan panitia agar membatalkan acara itu. Ini atas permintaan Ijabi”, tegas Ustadz Farid.
Ustadz Farid juga meminta mewaspadai tindak-tanduk salah satu tokoh Syiah di Indonesia, Haidar Bagir, yang mendirikan Yayasan Muslim Indonesia Bersatu.
“Saya kira kita harus bereaksi karena kurang ajar sekali mereka. Mereka mengacak-acak sumber ahlussunah untuk membenarkan Syiah”, kata Ustadz Farid.
Oleh Karena itu, Ustadz Farid meminta MUI agar segera melakukan upaya konkrit untuk membentengi akidah umat Islam dari serangan Syiah yang makin menggurita.
“Nanti yang akan jadi korban yang warga NU dan Muhammadiyah”, lanjut Ustadz Farid.
Dalam paparannya, Ustadz Farid, juga menukilkan banyak pandanga-pandangan Syi’ah dari kitab asli Syiah itu sendiri baik yang diterbitkan di Iran maupun Indonesia yang penuh dengan caci maki pada sahabat nabi maupun fitnah terhadap istri Nabi.
Awalnya Umar Shihab begitu seksama mendengarkan paparan Ustadz Farid Okbah. Namun lama kelamaan Umar Shihab memilih walk out (keluar) dari ruangan rapat ditengah para pengurus lainnya menikmati paparan tersebut. Tadinya semua yang hadir menduga, Umar hanya keluar untuk kepentingan sementara, namun hingga usai pertemuan pada pukul 12.03, ia tidak kunjung muncul. Para wartawan yang setia menunggunya pun tidak bisa mengkonfirmasi terkait tindakannya itu.
Salah seorang ketua MUI, KH Anwar Abbas sempat mengatakan, umat Islam harus mewaspadai beasiswa-beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Iran. Sebab melalui beasiswa pendidikan itulah, Syiahisasi dilakukan.
“Saya yakin kalau mereka kembali sudah berubah jadi Syiah,” kata tokoh Muhammadiyah ini.
Ia pun bercerita pengalaman Profesor Amir Syarifudin ke Iran. “Saat berkunjung ke Iran, Prof Amir Syamsuddin bertanya kamu masih Sunni atau sudah Syiah? Mahasiswa itu menjawab, ya sudah Syiah donk Pak,” kata Kiyai Anwar Abbas menirukan jawaban mahasiswa.
Kyai Anwar juga mencium aroma penjinakan yang dilakukan pemerintah Iran kepada tokoh-tokoh Islam Indonesia dengan cara mengundang mereka datang ke Iran. “Saya sudah mencium, kita kalau diundang ke sana dalam rangka penjinakan,” tambahnya
Kiyai Ma’ruf yang memimpin rapat pun urut menimpali, “Kita belum diundang saja sudah jinak,” katanya disambut tawa hadirin. (bilal/arrahmah.com)