KOPENHAGEN (Arrahmah.id) – Anggota kelompok ultranasionalis yang dikenal sebagai Danske Patrioter (Patriot Denmark) melanjutkan penodaan kitab suci Al-Qur’an, untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu (2/8/2023) di ibu kota Denmark, Kopenhagen, saat mereka membakar Al-Qur’an di depan masjid Kedutaan Besar Turki untuk hari kedua berturut-turut, lansir Anadolu Agency.
Di bawah perlindungan polisi setempat, anggota kelompok tersebut meneriakkan slogan-slogan menentang Islam di depan kedutaan dan membentangkan spanduk anti-Islam serta menyerukan boikot produk Turki.
Meskipun mendapat kecaman dari seluruh dunia, anggota Danske Patrioter tetap membakar Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turki pada Selasa (1/8).
Anggota kelompok meneriakkan slogan-slogan anti-Islam dan menyiarkan langsung insiden Islamofobia ekstrem tersebut di media sosial.
Mereka juga mengaku telah membakar buku yang diduga ditulis Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, di lokasi yang sama.
Sebelumnya pada Senin (31/7), kelompok yang sama di Kopenhagen membakar Kitab Suci Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Saudi.
Kelompok itu membentangkan spanduk yang menghina Islam dan meneriakkan slogan-slogan Islamofobia yang disiarkan langsung di media sosial.
Mereka juga menginjak-injak Al-Qur’an saat polisi mengamankan mereka.
Saat 57 negara Muslim mendiskusikan bagaimana menghentikan pembakaran Al-Qur’an di Barat, “tampaknya kita harus membakar Al-Qur’an lebih banyak lagi”, kata akun media sosial kelompok tersebut, mengacu pada pertemuan online Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang diadakan pada Senin (31/7) untuk membahas serangan baru-baru ini.
Secara terpisah, pada hari yang sama, Salwan Momika, asal Irak, juga membakar Al-Qur’an di depan Parlemen Swedia dan menuntut agar Islam dilarang di negara tersebut.
Denmark mengatakan, Senin (31/7), bahwa mereka mencatat deklarasi terbaru oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyusul serangkaian penodaan Al-Qur’an baru-baru ini, mengatakan akan melanjutkan dialog yang erat dengan negara-negara anggota kelompok tersebut.
“Denmark mengutuk pembakaran Al-Qur’an baru-baru ini dan sedang menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus dalam kebebasan berekspresi Denmark,” cuit Rasmussen.
Beberapa bulan terakhir telah terlihat tindakan pembakaran dan penodaan Al-Qur’an berulang kali yang dilakukan oleh tokoh atau kelompok Islamofobia, terutama di negara-negara Eropa utara dan Nordik. (zarahamala/arrahmah.id)