TEL AVIV (Arrahmah.id) — Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), Ronen Bar, mengatakan Israel akan memburu tokoh kelompok perlawanan Palestina Hamas di berbagai negara.
Ronen Bar menargetkan anggota Hamas di Lebanon, Turki, dan Qatar.
Kepala Shin Bet itu siap melakukannya meski akan memakan waktu bertahun-tahun.
“Kabinet telah menetapkan tujuan bagi kami, melalui pembicaraan di jalan, untuk melenyapkan Hamas. Ini adalah Operasi Munich kami,” kata Ronen Bar, dikutip dari JNS (3/12/2023).
“Kami akan melakukan ini di mana pun, di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar. Ini akan memakan waktu beberapa saat, tahun tapi kami akan berada di sana untuk melakukannya,” lanjutnya.
Selain di Gaza, para pemimpin Hamas tinggal atau sering mengunjungi Lebanon, Turki, dan Qatar.
Kepala Shin Bet itu juga mengakui kegagalan intelijen Israel dalam mendeteksi serangan Hamas pada Sabtu (7/10).
“Sayangnya pada tanggal 7 Oktober lalu, kami tidak berhasil dalam hal itu tetapi saya yakin kami berada di pembangunan berkelanjutan dan tidak menunggu,” katanya.
“Kami mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan mentransfernya ke garis depan lainnya, tidak hanya ke Jalur Gaza,” tambahnya, dikutip dari Reuters.
Menurutnya, ancaman terhadap Israel selama setahun terakhir telah meningkat sebelum serangan itu.
Tidak jelas kapan ketua Shin Bet Ronen Bar melontarkan pernyataan tersebut atau kepada siapa.
Shin Bet sendiri menolak mengomentari laporan tersebut.
Operasi Munich dengan nama resmi Operation Wrath of God (Operasi Murka Tuhan) adalah tanggapan Israel terhadap pembunuhan 11 anggota tim Olimpiade Israel pada tahun 1972.
Mereka dibunuh dalam serangan orang-orang bersenjata dari kelompok “Black September” Palestina yang melancarkan serangan saat Olimpiade di Munich, Jerman.
Israel menanggapinya dengan melakukan kampanye pembunuhan yang ditargetkan terhadap agen dan penyelenggara Black September selama beberapa tahun dan di beberapa negara.
Israel bersumpah akan memusnahkan Hamas setelah mereka menerobos perbatasan dengan Gaza pada Sabtu (7/10).
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.500 warga Palestina sejak Sabtu (7/10) hingga perhitungan korban pada Senin (4/12), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO). (hanoum/arrahmah.id)