ARAB SAUDI (Arrahmah.com) – Sebanyak 34 ulama terkemuka di Arab Saudi yang berafiliasi dengan gerakan Salafi mengeluarkan pernyataan pada Ahad (12/1/2014), mengutuk posisi Partai Salafi Al-Nour di Mesir terkait situasi politik saat ini, lansir MEMO.
“Posisi partai [Al-Nour] telah menyebabkan kerusakan bagi kepentingan Islam dan Kaum Muslimin di dalam dan di luar Mesir. Posisinya bertentangan dengan tatanan kesatuan dan kesetiaan bagi umat Islam, serta bertentangan dengan perintah untuk bekerjasama di atas kebenaran dan ketaatan,” menurut pernyataan tersebut.
Para ulama tersebut mengkritik posisi partai itu karena mendukung dan berdiri bersama kekuatan sekuler yang berbeda “meski permusuhan mereka jelas terhadap Islam dan Kaum Muslimin.”
Al-Nour mendukung Jenderal diktator Abdul Fattah Al-Sisi dan kudeta 3 Juli lalu yang menggulingkan Presiden Muhammad Mursi.
Menurut para ulama tersebut, kesalahan serius yang dilakukan Partai Al-Nour adalah dukungan mereka terhadap kudeta dan konsekuensinya, yang telah menonaktifkan aturan syariah, dan kontribusi partai itu terhadap pemasaran konstitusi baru atas nama Islam.
Para ulama tersebut pun menegaskan kembali dukungan mereka untuk apa yang sebagian besar ulama telah sepakati bersama mengenai menentang para pemimpin kudeta, termasuk seruan untuk memboikot konstitusi baru dengan tidak mengambil bagian dalam referendum yang direncanakan, atau bahkan tidak turut memberi suara.
“Mengambil bagian dalam referendum itu berarti mengakui otoritas kudeta, yang telah melakukan pembantaian besar,” tambah pernyataan itu.
Penandatangan pernyataan tersebut diantaranya dilakukan oleh: Syaikh Abdullah bin Mohamed Al-Ghoniman, Syaikh Sa’ed bin Abdullah Al-Hameed, Syaikh Ali bin Said Al-Ghamidi, Syaikh Ahmed Al-Abdullah, Syaikh Othman Al-Atheem, Syaikh Abdul-Azeez Mohamed Abdul-Latif dan Syaikh Abdullah bin Nasser Al-Sobaih. (banan/arrahmah.com)