LAHORE (Arrahmah.com) – Ulama Pakistan dari beberapa sekolah Islam mengecam tindakan main hakim sendiri sekelompok massa Muslim yang membunuh dan membakar sepasang suami istri Kristen yang diduga melecehkan kitab suci Al-Qur’an.
“Ini adalah tindakan tidak manusiawi dan tidak islami, yang telah memberikan pesan yang salah kepada seluruh dunia,” kata Qari Hanif Jalhindari, seorang ulama dan veteran sekaligus sekretaris jenderal Wifaq-ul-Madaris Pakistan, sebuah lembaga yang memayungi lebih dari 12.000 madrasah di seluruh Pakistan, kepada OnIslam.net pada Selasa (4/11/2014).
“Semua Ulama mengecam tindakan sangat keji ini dengan kata-kata keras, dan menuntut agar pemerintah harus mengimplementasikan surat perintahnya, dan membawa para pelaku untuk hukuman,” kata Jalhindari.
Jalhindari juga mengatakan bahwa dalam Islam jikapun seseorang ditemukan bersalah oleh pengadilan, maka pelaksanaan hukuman tetap menjadi urusan pemerintah bukan urusan individu atau sekelompok orang.
“Bahkan jikapun seseorang terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan, ini adalah urusan negara untuk mengeksekusi hukuman itu. Tetapi dalam kasus ini, ini hanya tuduhan tetapi mereka yang terlibat dalam kejahatan keji ini, main hakim sendiri benar-benar tidak bisa diterima,” katanya.
Asadullah Bhutto, wakil ketua Jamaat-e-Islami (JI) Pakistan juga mengecam insiden tersebut.
“Ini sama sekali bukan masalah agama. Ini adalah kejahatan dan mereka yang telah melakukan kejahatan ini harus di bawah ke pengadilan,” ujar Bhutto, mantan anggota parlemen, kepada OnIslam.net.
Pasangan suami istri Kristen Shama Bibi, yang sedang hamil 4 bulan, dan Shahzad Javed, dituduh telah melecehkan Al-Qur’an dengan membakar salinan halaman Al-Qur’an. Mereka dihakimi sekelompok massa hingga tewas dan tubuh mereka dibakar di pabrik batu bata di mana kedua korban bekerja, di Kot Radha Kishan, sekitar 60 kilometer dari barat daya Lahore.
Pihak kepolisian telah menangkap 53 orang dari 67 orang yang diduga terlibat insiden pembunuhan dan pembakaran itu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal JI Liaquat Balhc dan tokoh-tokoh senior lainnya mengunjungi keluarga korban dan meyakinkan mereka bahwa mereka akan membantu untuk prosedur hukum terkait kasus ini. (siraaj/arrahmah.com)