KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Sekelompok ulama Muslim Malaysia telah mendesak pemerintah untuk membatalkan perayaan Tahun Baru dan mengatakan bahwa perayaan tersebut mencerminkan budaya Yahudi dan akan menyebabkan pemuda Muslim melakukan dosa.
“Perayaan Tahun Baru memiliki hiburan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan mayoritas pemuda Muslim melakukan banyak dosa,” ujar Mustapha Idrus, presiden dari Malaysia International Institute of Islamic Cooperation, seperti dikutip oleh The Malay Mail online, Senin (30/12/2013).
“Ini bukan hanya masalah budaya, tetapi ini juga merupakan saat yang tepat bagi pemerintah untuk menghemat uang, melihat bahwa biaya hidup di Malaysia akan naik. Pemerintah perlu melihat seberapa penting perayaan tersebut. Merayakan tahun baru akan menelan biaya jutaan ringgit, ” tambahnya.
Kontroversi seputar perayaan tahun baru muncul setelah surat kabar Melayu Sinar Harian melaporkan pernyataan Mustapha yang mengatakan bahwa merayakan hari tahun baru akan menyebabkan pemuda Muslim melakukan dosa.
“Akan lebih bagus lagi jika kita bisa merayakan tahun baru dengan melakukan ceramah agama, memperbanyak berdoa dan ‘Yasinan’, sehingga generasi muda kita tidak akan tertarik pada budaya yang tidak pantas,” kata Datuk Seri Hassan Ahmad, Mufti Penang, seperti dikutip oleh Sinar Harian.
“Saya yakin bahwa jika kita merayakan dengan cara Islam, kita pasti akan dapat mengurangi penyakit sosial yang berkaitan dengan perayaan tahun baru. Tidak menutup kemungkinan juga diselingi dengan acara mabuk-mabukan,” tambah Hassan.
Kepala informasi Pemuda UMNO, Jamawi Jaafar, memberikan pendapat yang sama. Jaafar menambahkan bahwa lebih baik menyambut pergantian tahun dengan banyak berdoa, bukan merayakannya dengan konser dan pertunjukkan kembang api.
“Mari kita berdoa bersama bagi negara ini agar menjadi lebih damai dan aman dari bencana alam pada tahun 2014 dan di tahun-tahun mendatang. Untuk para non-Muslim, mengapa kalian tidak berdoa di tempat-tempat ibadah kalian sendiri?” Kata Jamawi seperti dikutip oleh harian tersebut.
“Dengan membatalkan perayaan tahun baru, polisi dapat mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang mengadakan reli di sepanjang Dataran Merdeka untuk alasan apa pun. Kita harus mempertahankan keamanan Malaysia,” tambahnya.
Bagaimana dengan Indonesia? (ameera/arrahmah.com)