KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Negeri-negeri kaum Muslim harus melakukan boikot terhadap produk-produk Cina, ujar seorang ulama berpengaruh di Malaysia, menyerukan diakhirinya penahanan etnis Uighur, di mana setidaknya satu juta orang dilaporkan ditahan di provinsi Xinjiang Cina.
Mohd Asri bin Zainul Abidin, ahli hukum Islam terkemuka di negara bagian Perlis Malaysia, mengatakan para pemimpin politik dan agama dari dunia Muslim harus memberikan lebih banyak tekanan ekonomi dan diplomatik pada Beijing untuk perlakuan terhadap kelompok Muslim minoritas yang tinggal di provinsi paling baratnya, lansir Al Jazeera (20/12/2019).
“Kita perlu melakukan boikot produk-produk Cina. Mereka tahu kekuatan daya beli kita,” Mohd Asri mengatakan kepada Al Jazeera di sela-sela pertemuan puncak negara-negara mayoritas Muslim di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.
“Keputusan harus diambil pada tingkat tertinggi negara-negara Muslim dan ulama untuk mengatasi masalah Uighur,” kata Mohd Asri, yang sebelumnya mengatakan kepada peserta konferensi bahwa hampir dua miliar Muslim harus melenturkan otot ekonomi mereka untuk mempengaruhi kebijakan di seluruh dunia.
“Kita harus melakukan sesuatu, karena mereka [Uighur] adalah saudara dan saudari kita,” tambahnya.
Sebagian besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah menjadi sasaran kritik oleh para pembela hak-hak Uighur atas “kebisuan” mereka dalam masalah Uighur.
Pada bulan Juli, lebih dari 20 negara memberikan suara untuk pertama kalinya pada sebuah resolusi sebelum Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan diakhirinya penahanan massal warga Uighur di Xinjiang. (haninmazaya/arrahmah.com)