TEHERAN (Arrahmah.com) – Wabah virus corona di Iran, tempat virus mematikan itu menewaskan 18 orang menurut sumber Al Arabiya, adalah kesalahan Presiden AS Donald Trump, kata seorang ulama senior Iran, Jumat (21/2/2020).
Coronavirus, yang awalnya pecah di kota Wuhan di Cina, mengklaim korban pertamanya di Iran pada hari Rabu (19/2) ketika dua orang lanjut usia meninggal di kota suci Syiah Qom. Sejak itu virus mematikan tersebut telah menewaskan lebih dari 15 dan hingga 18 orang, menurut laporan awal sumber Al Arabiya, Minggu (23/2). Sementara itu, pemerintah Iran menyebut secara resmi korban tewas mencapai angka delapan.
“Musuh ingin menanamkan rasa takut di hati orang-orang, membuat Qom terlihat seperti kota yang tidak aman dan membalas dendam atas semua kekalahannya,” kata Imam Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeedi saat memimpin shalat Jumat di Qom, lapor outlet oposisi Radio Farda, Minggu (23/2).
“Trump akan mati frustrasi untuk melihat Qom dikalahkan,” tambahnya.
The lead cleric of Qom, where #coronavirus first broke out in Iran has blamed @realDonaldTrump for the outbreak, during his sermon he said Trump had deliberately targeted the city with #coronavirus to damage its culture & honor.
— Ali Arouzi (@aliarouzi) February 23, 2020
Hubungan Iran-AS saat ini terus menegang, dengan AS terus mengencangkan kampanye sanksi “tekanan maksimum”, berusaha untuk mengisolasi Teheran yang katanya mendukung organisasi proksi teroris yang mendestabilisasi seluruh Timur Tengah.
Saeedi juga menuduh bahwa Trump telah menargetkan Qom dengan coronavirus karena kota.”
Pada hari Minggu (23/2), Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khameini juga menyalahkan kekuatan Barat karena ikut campur dalam urusan internal, kali ini menuduh bahwa media Barat menyebarkan ketakutan akan virus corona di dalam Iran untuk mencegah orang Iran berpartisipasi dalam pemilihan. (Althaf/arrahmah.com)