NEW DELHI (Arrahmah.com) – Seorang ulama terkemuka di India meminta negaranya untuk memberlakukan hukum Syariah demi memangkas jumlah pembunuhan bermotif politik, kekerasan komunal, dan kejahatan lainnya.
Kathapuram AP Abubake Musaliar (biasa dikenal dengan Syaikh Aboobackar Ahmad), seorang pemimpin komunitas Sunni, mengatakan India dan banyak negara lainnya saat ini sednag melewati saat-saat paling kacau dimana kekerasan telah mencapai level yang tak terduga sebelumnya.
“Mereka yang membunuh harus memperoleh sanksi yang besar. India harus memberlakukan Syariah Islam yang memiliki sistem sanksi yang sangat tegas demi mencegah para pembunuh dan siapapun yang menyebarkan kekerasan untuk bebas dari pengaruh politik. Negara-negara Arab berhasil menelikung kejahatan tersebut dan India pun harus mengikutinya,” kata Aboobackar.
Sekjen Majelis Ulama India dan penemu serta wakil ketua Jamia Markazu Ssaquafathi Ssunniyya (Pusat Budaya Suni) di Kerala, adalah orang yang ada di balik proyek masjid terbesar di India. Ia telah mengkampanyekan gerakan anti-alkohol, kekerasan, dan kekerasan sosial lainnya serta menjalankan lembaga amal dan pendidikan untuk menolong kaum papa.
Kanthapuram mengacu pada sejumlah kasus pembunuhan politik dan kekerasan komunal yang terjadi di India, terutama di Kerala. Seorang pemimpin pemberontak komunis, TP Chandrashekhran, ditusuk 51 kali hingga tewas oleh segerombolan penjahat yang diyakini merupakan orang suruhan dari partai ketiga. Bahkan BBC News baru-baru ini membongkar satu kasus pembunuhan bermotif politik di Kerala, yang memperlihatkan abhwa salah satu partai politik dituduh melakukan sejumlah pembunuhan yang direncanakan terhadap beberapa pemimpin partai yang sudah masuk dalam daftar mereka. (althaf/arrahmah.com)